ASMARA TABU SOPIR DAN PEMBANTU - Cerita Sex Dewasa

Cerita pengantar tidur,inspirasi berimajinasi, dan mengenali hasrat diri

Ads Here

Sunday, January 21, 2018

ASMARA TABU SOPIR DAN PEMBANTU


Namaku Aris, ini ceritaku saat liburan kuliah dulu.
Saat itu umurku sekitar 22 tahun, aku masih kuliah semester 4. Sebagai pemuda yang baru tumbuh badanku termasuk cukup atletis, wajahku jg lumayan menarik walau tak masuk kategori wajah ganteng ala foto model.

Awal cerita ini dimulai saat tetangga kostku yang keseharianya adalah sopir taksi konvensional karena saat itu belum ada taksi online seperti sekarang.


Istrinya kebetulan melahirkan dan di opname di RS karena ada sedikit gangguan kesehatan.
Masa Cutinya yang kebetulan hanya 3 hari mengharuskanya mulai bekerja lagi kalau tidak maka dia akan diberhentikan secara permanen.

Saat dia bercerita padaku aku menawarkan diri untuk membantunya, biarlah dia narik di siang hari sedangkan untuk sore sampai malam aku menggantikan. Karena kebetulan kuliahku sedang libur semester genap jadi biasanya sampai 3 bulanan.

Dua hari berlalu, setiap jam 4 sore aku selalu menggantikan mas Joni sebagai sopir taksi dimana aktivitasku adalah mangkal di pangkalan menunggu ada instruksi dari operator atau mencoba berkeliling mencari penumpang, pada malam hari kebanyakan penumpang adalah wanita-wanita pekerja malam baik yang kerja beneran atau yang kerja-kerjaan.

Sore itu aku sedang melintas di area perkantoran di kota P ini tiba2 ada dua wanita yang melambaikan tangan. Langsung saja aku hampiri. Dua wanita dengan jilbab lebar modis. Sepintas aku melihat dari sepion untuk menyapa kulihat satu wanita dewasa sekitar umur 40 an yang mungkin ibu dari wanita muda seumuranku atau selisih 2 tahunan lebih tua yang mungkin anaknya. 

Sepanjang perjalanan mereka cukup menyenangkan dan selalu melibatkanku dalam obrolan, tanya ini itu perihal taxi yang sebenarnya aku kurang menguasai maka aku beritahukan saja kalau aku hanya sopir cadangan dan seterusnya, syukur mereka tak begitu mempermasalahkan.


Dua hari berikutnya tepatnya hari kelima aku kembali melintasi jalan di area perkantoran setelah mengantar penupang yang kebetulan satu arah,  aku kembali melihat wanita yang sama.
“wah kebetulan ketemu lagi ya bu” sapaku


“Memang sengaja mas kami nunggu kamu.. kemaren sampe sore ga ketemu, kebetulan sore ini ketemu” jawab ibu yang pada ahirnya aku tau kalau namanya Ibu Hasna itu dan anak perempuanya bernama Najwa mahasiswi kedokteran semester 6. Selisih satu angkatan denganku.

Ternyata mereka menungguku untuk menawariku sebagai sopir pribadi mereka, kebetulan sopir mereka sakit dan pulang kampung.

Setelah wawancara singkat perihal gaji yang dibandingkan dengan pendapatanku saat jadi supir taxi dan seterusnya mereka sepakat. Namun aku diminta stanby dari pagi sampi jam 8 malam. Setelah itu terserah aku apa mau tinggal di rumah mereka atau mau pulang ke kost ku karena mereka tak mau mengekang katanya karena aku masih muda.

Sesampainya di rumah, aku diajaknya masuk, di perkenalkanya aku dengan Ida pembantu rumah tangga mereka yang juga berjilbab lebar dan berbaju rapi.

Rumah mereka cukup besar, dimana saat memasuki gerbang mobil bisa masuk melalui pintu samping rumah dan di halaman samping rumah sampai kebelakang adalah taman, kolam renang, dan juga garasi mobil.

Kulihat sekitar ada 5 mobil berderet, 3 mobil sedan dan 2 mobil MPV atau mobil keluarga.

Esok paginya aku berangkat pagi buta setelah subuh dari kostku yang dekat kampus, diantar oleh bang Joni karena kebetulan sekali istri bang joni sekarang sudah dibawa pulang dan dinyatakan sehat walau belum 100% sehingga bang Joni bisa kembali beraktifitas  secara maksimal.

Jam 06.30 aku memencet bel dan di bukakan oleh Ida yang langsung tersenyum manis, pembantu yang satu ini memang seperti bukan pembantu. Selain mukanya yang manis, dandananya juga modis walau tetap agamis.

Aku di antar oleh ida ke kamar mirip paviliun dengan ruang tamu di bawah dan kamar ada di atas dihubungkan oleh tangga mungil. Kamar ini berada di pojokan berjajar dengan garasi dan taman serta lurus dengan kolam renang, view nya sangat indah dan bikin betah. Di sebelah ataman ada beberapa kursi malas yang sepertinya kerap dipakai oleh keluarga ini saat sore hari atau pas libur.

Kamar ini ternyata dulu dipakai oleh Non Winda adik bu hasna yang sekarang tinggal bersama suaminya di Kalimantan.

Bekas kamar cewek jadi rajin dan nuansanya romantis, aku tanya apa pak darmo supir yang lama dulu tinggal di kamar ini, ternyata tidak pak darmo dulu tinggal di komplek sebelah karena istrinya jualan bakso disana jadi kalau malam hari pak Darmo selalu pulang.

Menurut Ida, keluarga ini sangat berharap Aku bisa tinggal dirumah ini karena kalau malam hari mereka kerap merasa kurang nyaman karena ga ada laki-lakinya, walaupun di kompleks perumahan ini sudah di jaga satpam.

Ternyata suami bu hasna adalah seorang pengusaha yang tinggal di singapura, dan hanya dua kali pulang ke Indonesia dalam 3 bulan itupun kalau sedang sempat.

Sedangkan Bu Hasna tidak mau mengikuti suaminya di singapura karena disana Suaminya sudah punya istri lagi dan punya anak kecil.

Wah.. ruwet juga pikirku keluarga ini, tapi biarlah.. aku akan berikan sedikit warna dan keceriaan pada mereka pikirku. Lagian aku jadi supir disini juga iseg-iseng mengisi waktu libur sekaligus untuk berpetualang.

Aku ngobrol di samping taman, sambil ditemani ida dan secangkir kopi. Aku bertanya pada Ida kok dia santai aja kan banyak yang harus dikerjakan. Katanya nanti ada yang datang namanya Bu Sujiem yangbiasa mengerjakan urusan rumah tangga, tugas Ida hanya masak dan mengontrol pekerjaan bu Sujiem skalian bersih-bersih kamar Bu Hasna dan anaknya Najwa, karena bu Sujiem tidak diperkenankan masuk ke kamar kedua orang itu.

Kata Ida dia sebenernya tidak pernah diperlakukan seperti pembantu oleh Bu Hasna maupun Najwa, mereka sangat baik dan tak pernah marah.

Makanya Ida sangat betah disini walau terkadang merasa sepi.
Semakin lama ngobrol dengan Ida, aku seakin merasa tertarik saja. Dia terlihat semakin cantik dan menarik tak kalah dngan kawan-kawan kampusku bahkan aku merasa kalau Ida lebih anggun dan Dewasa.

Bu Hasna dan Najwa terlihat keluar dari pintu samping , mereka menghampiriku dan bilang nanti jam 8.30 mereka minta diantar, ibu ke kantor yatu di sebuah bank swasta di kota P dan non Najwa ke Kampus karena ia sekarang sedang mengikuti semester pendek agar bisa kejar target wisuda di semester 8 katanya.

Ida menyiapkan teh dan Roti sebagai sarapan, sedang Non Najwa hanya minum susu. Setelah beberapa saat kami sarapan disamping taman tersebut, mereka kembali masuk dan Non najwa mengajakumasuk ke dalam rumah karena ada beberapa Alat yang musti dia bawa. Aku diajaknya masuk ke kamarnya..

ternyata didalam rumah khususnya lantai2 terasa sekali kemewahan rumah ini, perabot-perabot berkelas ada hampir disemua sudut ruang. Apalagi saat aku memasuki kamar non Najwa wow.. nuansa pink dan kamar bertema putri cindirela sangat terasa disana.


Aku berusaha bersikap wajar, ga mau terlihat ndeso, non Najwa memberiku kartu akses untuk masuk kekamarnya, kalau-kalau dia membutuhkan aku mengambilkan sesuatu. Dia bilang kalau dulu pak Darmo dan bu Sujiem tak diperkenankan masuk ke kamar, kaerena takut mereka ga bisa keluar kata non Najwa tertawa manis.

Setelah beberapa barang kami bawa turun, ternyata Bu Hasna sudah menunggu di bawah dan dia memberikan beberapa kontak mobil dimana mobil harus aku rawat dan jadwal rutin service, Ganti Oli dan Cuci diserahkan sebagai tanggung jawabku.

Pagi ini aku antar mereka menggunakan mobil paling besar yaitu Toyota alphard, non Najwa duduk di sampingku sedang bu Hasna duduk di kursi tengah. Mereka terlihat begitu enjoi padahal suami dan bapak mereka sedang bersama wanita lain disana.


Seharian aku mondar-mandir mengantar non Najwa,dan sampi jam 5 sore aku menjemput Bu Hasna. Mendung mulai terlihat menggelayut. Kami sampai di rumah pas maghrib. Bu hasna dan non Najwa lenyap masuk ke dalam rumah mewahnya, Setelah merapikan mobil, aku segera mandi dan smbil merokok aku duduk di teras samping taman, Ida menghampiriku sambil membawakanku secangkir kopi.

Aku merasa lucu, tak biasa aku dibuatkan kopi sekarang aku merasa seperti telah memimiliki istri solehah yang melayaniku sesaat sepulang kerja. 

Ida bertanya kenapa aku tertawa, aku ceritakan perasaanku ida hanya tersipu dan mencubit pundaku.

Ida bilang mau minta tolong, lampu dapur ada yang mati, dan lampu kamarnya error, terkadang terang terkadang redup.


Maka segera aku cek, lampu dapurnya memang putus. Aku langsung diajak ke kamarnya yang berada di antara ruang tengah dan dapur. Dan dari ruang tengah ada akses langsung masuk ke rumah utama namu ada pintu yang tertutup.

Kamar Ida juga tak layak disebut kamar pembantu, meja rias mewah, lemari ukir asli jepara sepadan dengan ranjangnya yang besar dengan bantal dan seprei tebal dan juga kamar ini ilengkapi TV led serta AC pastinya.

Aku cek lampunya, ternyata tempat lampunya memang error, sesaat setelah aku ganti lalu dicoba dinyalakan sepertinya normal. Terdengar diluar hujan begitu deras, aku yang sengaja buru-buru mau kembali kekamar sudah terlambat. Kamarku yang ada di ujung taman tak ada akses untuk tidak terkena air hujan  sedangkan Ida bilang dirumah ini tak ada payung.

Hadeh... gemana nich, Ida mengajaku menonton TV aja di kamarnya sambil menunggu hujan reda.

Tv menghadap langsung ke ranjang Ida, aku duduk di kursi riasnya, sedang ida dududk di kasur sambil memangku bantal.


Aku yang menonton dari samping kerap mendongak untuk melihat acara TV yang kebetulan adalah filem barat yang aku suka.

Ida melihatku menyujkai acara TV itu menyuruhku untuk menonton dari atas ranjang saja dan dia menggeser tubuhnya, kulihat beberapa kali dia menguap tanda mulai ngantuk. Mungkin karena sering tidur sore.

Aku duduk di atas ranjang di samping ida, ida yang saat itu masih menggunakan baju terusan longgar dengan jilbab longgarnya merebahkan diri di sampingku memeluk guling, aku menutupi tubuhnya dengan selimut tebal yang ada di bawah kakinya, ida tersenyum malah dia memeluk pinggangku yang saat itu masih duduk bersandar. Ida bilang kalau dia merasa damai ada aku di sampingnya, rasanya aman dan nyaman terangnya.

Tanganku reflek membelai kepalanya yang saat itu ada di samping pinggangku, tanganku di elusnya oleh ida seolah ia ingin mengutarakan sesuatu beban yang selama ini ia tanggung.

Tangan kiri Ida yang memeluk pinggangku sikunya berada tepat diatas penisku, hingga penisku reflek bangun. Ida sepertinya merasakan gerakan-gerakan dari dalam celanaku dan dia sengaja mengesekan sikutnya ke permukaan penisku .

Ida tiba-tiba bangkit, dan membuka lacinya... dia mengganti cenel Tv ke DVD dan kulihat dia memasukan kepingan DVD dan mulailah tampil di layar TV seperti sebuah film..

Dari intro sudah dapat di perkirakan kalau film yg diputar adalah film blue.. ternyata benar, kulihat ada dua orang yang sedang beradegan diatas ranjang yang masih menggunakan gaun pengantin, film itu sepertinya bercerita tentang malam pengantin,

Ida duduk di depanku persis  diantara belahan pahaku membelakangiku menghadap ke layar TV, tanganku di bimbingnya memeluk pinggangnya dan dengan cuek merebahkan tubuhnya ke dadaku.

Tanganku di bimbingnya menelusuri perutnya, berlahan ida membuka kancing baju terusanya dan mengeluarkan payudaranya.. tanganku di arahkan untuk meraba payudaranya yang sudah menyembul. Terasa keras sekali putingnya tanda nafsunya sudah memuncak..

Aku berinisiatif meremas payudaranya mengikuti adegan yang ada di layar TV, Ida mendesah dan membuka satu persatu kancing bajunya hingga tanganku kini leluasa mengelus perut mulusnya.

Aku rebahkan tubuh Ida, aku ciumi seluruh permukaan mukanya hingga berahir di bibirnya, ciuman kami semakin memanas apalagi  Ida sangat responsif membalas ciumanku.

Tangan ida melucuti pakaianku, dan aku juga tak kunjung diam mulai membuka satu persatu baju yang menutupi tubuh Ida.


Ternyata rambut ida sangat panjang, lurus dan tebal, aku angkat tubuhnya dan ku posisikan pahanya di pingir ranjang, aku mulai menggarap vaginanya dengan mulutku dengan posisiku di bawah ranjang.

Bibir vagina ida aku kecup berlahan, paha Ida mulai dibukanya lebar... Vaginanya beraroma khas, namun sangat terasa kalau vagina ida sangat bersih dan terawat.

Aku mainkan lidahku di belahan vagina Ida, ku gesekan ke atas dan ke bawah sampai tubuh Ida menggelinjang,mengejan, dan  seperti cacing kepanasan.

Adega di TV terlihat cowoknya sedang asih memompa Vagina sang cewek dengan posisi dogi style. Aku ambil remot dan mematikan TV, Ida seolah tak peduli.


Aku tindih tubuh ida, penisku berada di permukaan Vagina Ida, kami saling menekan dan menggesek... terasa nikmat sekali.

Ida sepertinya tak tahan lagi ingin segera menyelesaikan permainan ini, maka aku berinisiatif untuk menggesekan ujung penisku di atas permukaan vaginanya, terasa bibir vagina ida sudah sangat becek dan licin, aku  mencoba menekan kepala penisku pelan dan bles blesssss.... aku kaget ternyata vagina Ida sudah tak perawan lagi, penisku hampir tak mengalami kesulitan dalam memasuki vaginanya. Ida tau keraguanku lalu ida berbisik, selesaikan dulu nanti aku jelasin semuanya.

Maka aku genjot dengan cepat sampai bunyi teplak, teplok, teplak, teplok...
Tubuh Ida menggelinjang tak beraturan, terlebih saat aku memompa dengan keras vaginanya... mulutnya mengerang... dan tiba-tiba tubuhnya berkidig dan vaginanya berkedut kedut dan ah..... ida mengalami orgasme yang pertama.

Aku sendiri merasa penisku sudah pegal ingin menyemburkan  air maniku maka aku kocok dengan cepat penisku di vagina Idah dan saat smua sudah di ujung aku tarik dan ku semburkan di perut ida.... owh.. nikmat sekali.

Kami tertidur dengan berpelukan mesra.



1 comment:

  1. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    ReplyDelete