BERCINTA DENGAN CALON TERAPIS SPA - Cerita Sex Dewasa

Cerita pengantar tidur,inspirasi berimajinasi, dan mengenali hasrat diri

Ads Here

Tuesday, January 9, 2018

BERCINTA DENGAN CALON TERAPIS SPA

BAGIAN III
“MULAI OPERASI”



Namaku Aries Andi Susanto, kawan-kawan kecilku sering memanggilku Aas, suku jawa, tinggi 172, BB 70, kulit sawo matang khas jawa... kata kawan-kawan ga hitam-hitam amat mungkin karena aku memang cukup rajin merawat diri. 

Soal Wajah, alisku tebal, hidung cukup mancung walau tak seperti orang arab namun untuk umumnya asia hidungku lumayan mancung, sedang yang banyak buat orang komen tertarik padaku adalah janggutku yang terbelah tengah ditambah senyum manisku yang katanya susah dilupakan.

Selesai kuliah, aku yang telah terbiasa jauh dari rumah sengaja pergi meninggalkan kota kelahiranku. Walaupun aku berasal dari kalangan keluarga yang boleh dibilang cukup namun aku tak ingin menggantungkan hidup pada kesuksesan orang tua.

Ini adalah penggalan kisahku yang ke III, dimana aku mulai merintis usahaku di bidang SPA dan Massage khusus Wanita.

Cerita sebelumnya : 

Sepulang dari kost sintia, kami langsung menuju tempat SPA dan Massage Khusus Wanita yang agendanya hari ini adalah mulai memberikan training kepada para calon terapis, resepsionis dan cleaning service.

Sintia telah memisahkan mereka menjadi 3 kelompok. Kelompok terapis ada di ruang pertemuan, resepsionis langsung sintia ajak keruang tamu, dan cleaning service diberikan pembekalan melalui sebuah vidio yang di putar melalui LCD proyektor di ruang pentri.

Selagi sitia memberikan instruksi kepada para calon resepsionis yang berjumlah 3 orang dan nantinya akan bertugas secara bergantian sekaligus juga menjadi kasir, aku diminta sintia memberikan pembekalan kepada para calon terapis yang memang sudah dianggap oleh sintia memiliki kecakapan, kecantikan dan kepribadian yang mendukung.

Sintia yang sebenarnya karyawan baruku,namun karena dia syarat pengalaman maka aku mengangkatnya menjadi asisten pribadiku, dan ternyata aku tidak salah mengambil keputusan.
Dedikasi dan kecakapan sintia sangat mendukung usaha yang aku rintis ini, bahkan kini keputusanku akan sangat bergantung kepada bagaimana tanggapan sintia.

Aku mencoba berkenalan dengan ke 9 calon terapisku. Aku jelaskan bahwa disini nanti kita akan melayani tamu yang smuanya wanita. Yang mana pangsa pasar kita adalah para wanita berhijab yang pastinya akan memilih tempat yang benar-benar privasi.

Namun kita juga akan memberikan pelayanan sesuai kebutuhan mereka,  mulai dari kecantikan, perawatan tubuh, hingga kepada organ inim mereka. Karena biasanya untuk wanita-wanita kaya yang ingin memberikan pelayanan special kepada suaminya agar tidak mencari wanita lain di luar mereka ingin Vaginanya tetap kencang, indah dan wangi.

Smua calon terapis menyatakan siap, mereka menonton vidio tutorial cara memijat, melulur, facial, sampai kepada spa organ intim lainya.

Setelah mereka memahami, pada hari kedua giliran sintia yang memberikan instruksi pada mereka, para calon terapis ini di training oleh sintia untuk langsung mempraktekan apa yang kemaren sudah mereka pelajari kepada boneka robot yang telah dilengkapi sensor syaraf, yang akan memberikan aporan sejauh mana perkembangan teknik memijat para calon terapis.

Kegiatan ini hampir berlangsung seharian, aku yang hari ini bertugas mentraining resepsionis dan cleaning service sudah selesai jam 1 siang tadi. Sedang sintia sampai jam 5 sore masih melanjutkan kegiatan.

Castemer service sakaligus recepsions sudah kulatih untuk nantinya langsung melibatkan calon terapis terpilih dimana mereka harus mengkomunikasikan apa yang menjdi keluhan calon pasien. Ada ruang husus yang kunamakan ruang diagnosa. Suasana yang kubuat sangat romantis dan nyaman. Sehingga nantinya calon pasien akan merasa yakin untuk melanjutkan treatmen berikutnya.
Diruang  ini nantinya terapis akan mendengarkan keluhan dari calon pasien yang akan di catat oleh resepsionis dan tahap selanjutnya terapis yang saat itu berperan sebagai custemer service akan menerima catatan dan cek list dari resepsionis. Setelah dirasa cukup recepsionis akan meninggalkan ruang diagnosa, dimana selanjutnya tugas dari custemer service untuk melanjutkan kegiatan ketahap berikutnya.
Pasien akan diberikan pakaian khusus, bagi wanita berhijab akan disediakan hijab tipis.
Pakaian sudah di desain sedemikian rupa sehingga akan sangat memudahkan terapis dalam memijat dan tetap memberikan kenyamanan kepada pasien. Pasien dilarang menggunakan pakaian pribadi termasuk pakaian dalam.
Diruang terapis nantinya akan ada tiga tingkatan, yaitu tingkat pemula dimana pasien hanya akan dikenalkan dengan terapi yang wajar, seperti totok wajah, pijat badan dan mandi kembang...
Jika mereka sudah merasa yakin dan nyaman, pada kunjungan ke dua mereka akan di tawarkan untuk lulur dan spa... dimana mereka akan dilulur dan massage seluruh badan oleh terapis wanita. Dan itu sudah mewajibkan pasien untuk membuka pakaian, di tahap ini terapis harus melihat bagaimana kondisi kejiwaan, pengalaman sexs, dan juga keinginan dari pasien. Target yang di terapkan adalah mereka bisa mendapatkan kepuasan layanan bahkan kebutuhan batin bila diperlukan.
Disinilah tugasku untuk menjelaskan kepada para calon terapis, sintia yang sore itu telah selesai memberikan treaning. Mencoba untuk berdiskusi dengnku.

Sintia memintaku untuk mengajari bagaimana bisa merangsang vagina perempuan agar mereka bisa mencapai orgasme. Aku sebenernya kaget tapi sintia meyakinkanku kalau sintia memahami betul keadaan usaha yang sedang kurintis, walaupun sintia merasa cemburu namun sintia akan berusaha memahami dan tak ingin menguasaiku.

Sintia menjelaskan juga kalau aku harus memberikan pelayanan batin secara adil kepada para terapis agar mereka tidak menjadi lesbian.

Dari penjelasan sintia aku bisa memahami, maka malam  itu aku panggil 1 persatu para terapis yang sedang istirahat dikamar mereka.

Mereka memang sengaja aku sediakan kamar dalam ukuran 2X 3 yang hanya cukup untuk tempat tidur dan lemari pribadi mereka dan semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi pribadi. Sedangkan untuk meninton tv sengaja mereka aku sediakan TV dalam ukuran yang besar di ruang tengah agar mereka tetap bisa bersosialisasi.


Seluruh pakaian pribadi mereka dikumpulkan dalam ruang husus, dan mereka hanya boleh memakainya saat pulang/liburan. Sedangkan saat berada di lingkungan SPA mereka sudah kusiapkan pakaian khusus, dimana saat bekerja mereka menggunakan pakaian terusan panjang yang tipis dan lembut, dengan hijab panjang namun tipis. Mereka terlihat sopan namun sangat menggairahkan. Ini  juga yang membuat para pasien gemas akan kecantikan para terapis.

Sedangkan saat di luar jam kerja mereka diberikan pakaian seragam dengan rok panjang putih tipis bermotif bunga, dan pakaian atas putih lengan panjang tipis yang sangat nyaman dipakai untuk tidur.

Kamar mereka ada di lantai 3 dimana disitu juga ada kamar sintia dan kamarku, namun kamar pribadiku ada dalam satu ruang yang terpisah dari kamar para terapis. Dimana kamarku dan sintia dilengkapi dengan satu ruang tamu dan ruang keluarga serta dapur minimalis. Sehingga siapapun yang akan menuju kamarku atau kamar sintia akan masuk kesebuah ruangan yang seperti rumah pribadi. Sedangkan kamar terapis, ada di dalam satu ruang khusus dengan 12 rruang kamar, dan disitu juga ada 1 ruang keluarga dan 1 dapur. Ini memang khusus untuk para terapis dan recepsionis.

Sedang para cleaning service mereka tinggal di lantai 2 dengan kamar yang cukup luas dimana mereka tinggal dalam 1 ruang kamar yang lengkap dengan TV dan sebagainya, dimana kamar mereka bersinggungan langsung dengan dapur.

Pukul 21:05, aku panggil sintia yang sedang mennton tv di ruang depan kamarku dan kamarnya.
“Sin, coba kamu panggil satu terapis yang sepertinya sudah siap untuk menjadi terapis tahap 3 nantinya bila ada pasien potensial. “

“Siap pak, sepertinya yuli, tetti dan vina yang sudah bisa memahami pak. Aku coba dari yuli dulu ya.. bapak tunggu di dalam kamar aja”

Maka sesaat kemudian ada yang mengetok kamar, aku buka pintu kulihat wajah yuli di depan pintu. Yuli memang terlihat manis sekali walaupun berhijab. “Masuk yul... non sintia mana?” tanyaku,
“Non sintia tiduran dikamarku pak” jawab yuli

Sintia memang sepertinya memberikan kesempatan padaku untuk mengeksplorasi para terapis.
Aku persilahkan yuli masuk, lalu aku suruh dia berbaring di ranjangku yang cukup besar.
yuli berbaring, dengan tanganya di taruhnya di perut. Aku berdiri di samping yuli.

Aku menjelaskan kepada yuli, bahwa kita punya misi untuk memberikan kepuasan batin pada pasien yang sudah mencapai level 3, dimana walaupun pasien wanita, terapis juga wanita bagaimana caranya agar mereka tetap mendapatkan kepuasan dan tetap nyaman. Sehingga mereka akan kembali lagi tanpa membuat mereka menjadi lesbian.

yuli mengangguk, tanda mengerti.
Maka aku segera menarik rok panjang yuli ke atas, sekaligus baju nya yang longgar.. hingga sekarang tubuh yuli hanya tinggal BH dan Celana Dalam model G String saja. Ku baringkan lagi tubuh yuli lalu aku mulai membelai leher yuli dengan kedua telapak tanganku, tubuh yuli bergetar hebat  menahan geli, dan juga mulai terangsang oleh sentuhanku.

Tanganku mulai menyusuri perut yuli dan menuju ke paha... tubuh yuli menggelinjang-gelinjang...  bagai cacing kepanasan, yuli melenguh......


Aku lajutkan dengan membuka BH yuli, wow luar biasa payudara yuli bulat, bagaikan buah apel, dengan puting yang terlihat masuk ke dalam. Saat mulai ku sentuh yuli terlihat sangat takut. Dan dia mencoba menahan tanganku. 

Aku biarkan tangan yuli memegang punggung tanganku lalu dia membimbing telapak tanganku menuju payudaranya, keras sekali. Aku belai berlaha dan saat aku mulai mencoba meremas pelan tubuh yuli terangkat... dan tiba-tiba tubuhnya meengkung dan kulihatdari balik celana dalamnya yuli seperti keluar cairan yang sangat banyak... seperti mengompol. Tubuh yuli terhentak, aku sendiri penasaran... yuli seperti mengalami orgasme tapi alangkah cepatnya... dan aku sendiri baru tahu kalau ada wanita yang orgasmenya sampai seperti orang ngnompol...

“Maaf pak... yuli ngompol”kata yuni
“ga papa yul... ngompolnya enak kan?” tanyaku
Yuni mengangguk...
Aku penasaran, maka langsung aku copot  celana dalam yuli yang sudah basah kuyup, cairan yang cukup banyak hingga membasahi bad cover.

Mugkin karena sudah mengalami orgasme, tingkat sensitivitas yuli sedikit berkurang, hingga saat aku belai permukaan vaginanya dia hanya menggelinjang pelan.

Aku kecup puting payudara yuli yang bulat. Putingnya memang melesak kedalam, aku coba nenyedotnya dan kurasakan puting yuli mulai muncul kepermukaan. Begitu kulakukan bergantian kanan dan kiri, sambil jariku memainkan clitorisnya... sesekali aku mainkan ujung lidahku untuk mengorek puting yuli...

kurasakan vagina yuli mulai basah, sehingga aku coba menyisipkan jariku di belahan vaginanya dan tak lama berselang yuli mulai melenguh ....
“ah...... eh...... ah... eh.....”
“pak.... hmmmmmm......ah........” lenguhan yuli semakin menjadi
Aku sedot terus puting yuli yang mulai menonjol. Dan tak selang lama tubuh yuli melengkung dan terhempas di iringi dengan semburan cairan dari vaginanya yang membesahi tanganku dan bad cover..

Crot... brottt....  cukup banyak seperti air yang muncrat dari dalam plastik yang diledakan...
Wow.. mungkin ini yang di namakan squirting... tidak banyak wanita yang bisa seperti yuli...
Aku merasa iseng dan penasaran, maka aku teruskan saja memainkan vagina dan payudara yuli.... yuli sepertinya belum selesai, sehingga tubuhnya terus mengeliat seperti cacing kepenasan dan tidak sampai dua menit, yuli kembali melenguh

“ohhhhhhhhhhh.........”  crottttt lagi... yuli kembali orgasme.... squirting.
Yuli memegang tanganku,” pak... ampun pak... yuli mohon... kasi waktu yuliistirahat”
Aku tersenyum dan mengecup kening yuli. 
Aku bimbing yuli untuk menggunakan baju kembali, lalu aku menyuruhnya untuk kembali ke kamarnya..




No comments:

Post a Comment