ML DI KAMAR MESS DENGAN MBA EWI TEMAN KANTOR - Cerita Sex Dewasa

Cerita pengantar tidur,inspirasi berimajinasi, dan mengenali hasrat diri

Ads Here

Friday, January 19, 2018

ML DI KAMAR MESS DENGAN MBA EWI TEMAN KANTOR


Ini adalah kisahku, Kisah nyata yang aku pernah alami sewaktu bekerja menjadi marketing di sebuah showroom yang menjual produk elektronik dengan merek tidak terkenal di pasaran yang berasal dari cina.

Sistem penjualanya syarat dengan tipu muslihat, dimana salah satu dari kami ada yang bertugas untuk menyebarkan undangan kepada orang-orang yang diperkirakan potensial dengan alibi perkenalan shoorum dan produk yang baru launching degan kompensasi akan mendapatkan hadiah langsung tanpa syarat berupa free give yang biasanya berupa camera poket murahan atau jam dinding palsu buatan cina dan nantinya custemer akan kami prospek melalui sistem pengambilan kupon berhadiah yang ujungnya adalah membeli barang dari shoorum .

Saat aku membaca iklan lowker di koran lokal di kota P tempat aku meneyelesaikan kuliahku di jurusan akutansi, aku yang saat itu masih nganggur dan belum memiliki pengalaman kerja sama sekali langsung mencoba peruntungan untuk melamar salah satu posisi yang di butuhkan.

Oya, Namaku Aris. Saat itu aku baru lulus kuliah jadi umurku sekitar 21/22 an. Badanku standar tidak terlalu tinggi tidak juga masuk kategori pendek skitar 170 an. Kulitku lumayan putih untuk ukuran cowok. Rambutku tebal lurus dan yang istimewa dariku adalah alisku yang tebal, dan wajahku menurut kebanyakan cewek cukup menarik karena manis dan tidak membosankan, ini terbukti dari tak pernah ada cewek yang menolak saat aku tembak untuk menjadi pacarku saat kuliah yang kalau di jumlah mungkin lebih dari 7.

Dari beberapa puluh pelamar yang hadir wawancara saat itu, akulah yang lolos dan dinyatakan langsung bekerja besok. Untuk karyawan lainya rata-rata adalah para senior yang telah lebih dari tiga bulan bekerja di showroom itu bahkan beberapa diantaranya adalah karyawan atau karyawati pindahan dari cabang lain di kota J dan S.

Setelah di training dengan sistem kerja di situ aku sudah cukup menguasai, ini terbukti dari pencapaian targetku pada bulan pertama.


Sistem kerja kami adalh dari jam 9 pagi sampai 9 malam 7 hari seminggu dan maksimal hanya boleh mengambil off 3 kali dalam sebulan yang sebenarnya itu adalah pengganti hari minggu dimana kami hari itu haram hukumnya untuk libur.

Showroom ada di sebuah pusat perbelanjaan mewah dan ternama dan cukup prestisius di kota P, dan kami disediakan Mess di sebuah rumah besar yang tidak begitu jauh dari Mall tempat showroom. 

Mess terdiri dari 5 kamar dalam 1 rumah, sedang karyawan yang tinggal di mess adalah rata maarketing yang awalnya 10 orang termasuk aku dengan 4 cowok dan 6 cewek yang semua masih lajang dan berumur sepadan atau lebih tua 2-3 tahun dariku.


Pada 3 bulan pertama kami masih berjalan normal, dimana setiap pulang kerja kami habiskan untuk bersendaugurau dengan teman-teman, nonton filem korea kesukaan para karyaan cewe di ruang TV dan paginya kembali bekerja memprospek para Custemer.

Pada bulan ke empat inilah, beberapa karyawan di pindah ke cabang lain ada yang ditarik ke kota J tempat asal mereka ada juga kekota Sb tempat cabang baru. Total ada 2 cowok dan 3 cewek yang dipindah sehingga yang tersisa tinggal 2 cowok dan 3 cewek lagi yang tinggal ditambah 1 acounting yang tidak tinggal di asrama karena rumahnya tidak terlalu jauh dari showroom.

Ada sedikit kegoncangan, apalagi saat Toni teman cowok satu-satunya selain aku, harus resaind karena keluarganya memintanya pulang ke bengkulu untuk melanjutkan kuliah karna saat itu dia hanya lulusan D2.

Ahirnya dari pihak manajemen mencoba membuka lowongan kembali, namun dari puluhan pelamar yang rata-rata dari lokal hanya dinyatakan layak 2 orang dan itupun cewek semua, ya karyawan baru itu adalah Mumu mantan kasir swalayan, dan sintia gadis bongsor berkulit putih yang hobi makan rujak.

Total ada 5 cewek yang ada, 2 baru dan 3 lainya adalah Arni cewek ceking berhidung mancung yang rambutnya di rebonding dan selalu tampil modis, mba Ewi yang bermka baby fhis dan chuby yang menjadi orang kepercayaan Manajemen serta Erna satu-satunya cewek berkulit gelap yang di antara yang lain, sebenarnya mukanya cukup manis dengan gigi gingsulnya yang banyak menarik perhatian orang saat tersenyum.

Hari-hari kami lalui dengan cukup berat, apalagi aku yang saat itu adalah karyawan cowok satu-satunya selain pak Akbar driver kami yang selain sudah tua dia hobinya nongkrong di warung saat tak ada barang yang diantar.

Smua tugas cowok jelas menumpuk di aku sehingga para cewek ini kerap menyibukanku dengan tugas yang mereka tidak mampu, kompensasinya adalah mereka kerap membantu memprospek cutemer yang menjadi jatahku.

Suatu siang, saat showroom sepi pengunjung, Arni yang paling getol meminta tolong padaku minta di pijat tanganya terutama diantara jempol dan jarinya. Aku menurut saja sedang teman cewek yang lain mencibir permintaan Arni yang katanya mengada-ada. Saat aku pijat lembut telapak  tanganya Arni terlihat seperti sangat menikmati, bahkan pijatan itu lama-kelamaan menjadi remasan, dan anehnya terasa ada yang meleleh dari balik celanaku, ya penisku mengeluarkan semacam cairan bening licin yang normalnya keluar saat aku terangsang bila sedang berpelukan atau berciuman bibir dengan pacar.

Aku merasa aku terangsang dengan Arni gumamku dalam hati. Arni yang saat itu duduk bersebrangan denganku meletakan kepalanya dimeja sambil menatapku yang sedang meremas jari-jarinya.

Kebiasaan ini menjadi rutinitas disela-sela  Showroom sepi, bahkan sekarang mereka sering berebut antara Arni, Ewi dan Erna. Hanya Mumu yang sepertinya masih malu-malu dan sintia yang sepertinya lebih memilih mengalah atau jaim.

Kebiasaan ini juga ahirnya berlanjut saat malam di Mess, layaknya tukang pijat mereka sering berebut bergantian untuk di pijat tanganya, menurut mereka saat dpijat tanganya mereka menjadi terasa lebih bugar dan sakit-sakit di badanya berkurang. Entah benar atau tidak nyatanya mereka seperti ketagihan.

Sampai suatu malam tepatnya malam minggu, saat itu hujan turun, kami yang dari showroom ke Mess berjalan kaki basah kuyup. Aku yang berencana mau keluar main ke kost kawan-kawan ahirnya pasrah saja karena kalau hujan begini redanya pasti lama dan terlalu larut nanti ga enak.

Sesaat setelah mandi kami membuat kopi untuk mengusir dingin sambil menonton TV, tiba-tiba mumu bilang kalau dia punya film romantis tapi ada adegan-adegan panas walau tidak benar-benar seperti BF namun adegan-adegan ranjang kerap di tampilkan walau hanya terlihat didalam selimut, atau gambar di perjauh atau hanya adegan perut ke atas saja yang terlihat, namun itu sudah membuat para cewek menelan lidah.

Saat itu aku lihat mba Ewi berulangkali bersin. Sepertinya dia masuk angin dan minta dikerik. Namun para teman ceweknya ga ada yang mau ngerik maka pilihan terahir jatuh padaku. Ahirnya aku mengajak mba Ewi masuk kekamarku saja, yang memang sekarang aku dikamar sendiri, sebenarnya karena ada 5 kamar maka Mumu dengan sintia, Arni sekamar dengan Erna dan Mba Ewi yang memang dituakan mendapat kamar sendiri.

Dikamarku mba Ewi tengkurap dengan tetap memakai baju kaos oblong, sehingga aku masih bisa mengeriknya dari sela-sela kaosnya. Namun saat mencapai tali pengait BH cukup mengganggu sehingga aku meminta mbak Ei mlepas pengaitnya, karena sulit mba Evi memintaku melepaskanya. Setelah kerikan dirasa cukup seperti kebiasaanku pada teman-temanku aku memijat punggungnya untuk mengurangi ketegangan karena habis dikerik, ilmu ini aku dapat dari teman kosku yang memang ahli memijat. Karena aku sering di pijat maka aku jadi sedikit tau titik-titik pijatan yang tepat.

Ternyata mba Ewi merasa pijatanku enak sehingga dia minta untuk dipijat nian,jangan hanya menghilangkan ketegangan saja. Maka aku menyarankan dia untuk berganti baju saja yang ada  kancingnya dan posisi baju dibalik sehingga kancingnya ada di belakang agar punggungnya bisa terbuka namun bagian depan tertutup.

Maka saat itu beranjak hendak kekamarnya untuk berganti baju, akupun keluar melihat teman yang lain masih serius menonton film yang saat itu sedang beradegan panas, Mumu sempat meliriku namun kembali fokus pada layar TV. Aku diam saja tak mau mengganggunya, sampai mbak wi memanggilku untuk memijat dikamarnya saja.

Badan mba Ewi memang panas, saat aku urut punggungnya bekas kerikanku tadi terlihat jelas membekas merah, aku mulai memijatnya dari leher belakang sampai kepunggung sebatas pinggang. Aku sebenarnya tak berfikir macam-macam karena aku memang tidak terbiasa berfikir mesum, berciuman dengan pacarpun karena ungkapan rasa sayang, aku saat itu beranggapan bahwa jika kita tidak ada ikatan cinta maka kita tidak bisa untuk saling terangsang. Maka aku memijat mba Ewi tanpa ada pikiran mesum sama sekali padahal aku sedang memijat punggung gadis mulus yang cantik.

Tubuh mba Ewi memang sekal padat berisi, walaupun pendek mba Ewi terlihat cantik dan menarik, kulitnya terkesan segar dan bersih seperti kulit bayi yang gemuk, mukanya sama sekali tak ada jerawat. Punggungyapun mulus tak ada noda kecuali bekas kerikanku tadi. Aku tawarkan untuk mengurutnya menggunakan baby oil agar lebih mudah saat pijatan berlanjut urut, mba Ewi menyuruhku mengambil baby oil di rak mike up nya.

Setelah melumurkan baby oil, aku mulai mengurut punggung mba Ewi berlahan sampai ke pinggang, mbak wi memintanya mengurut sampai hampir kebokongnya karena pinggangnya terasa sakit. Maka aku buka sedikit celana tidurnya yang menggunakan karet yang kendor sehingga sedikit terlihat belahan pantatnya aku mengurutnya pelan. Saat naik kembali kepunggung mba Ewi memintaku menambahkan baby oil karena terlalu kesat punggungnya udah mulai mengering. maka aku menuangkan baby oil langsung kepunggungnya, karena tidak segera ku usap baby oil itu meleleh ke arah payudaranya, secara reflek aku mencoba mengentikanya sehingga tanganku secara tidak sengaja menyenggol payudara mba Ewi dari samping.

Mba Ewi menggeliat  kaget, tapi tidak ada reksi marah, malah dia menyuruh untuk memijat area yang dekat dengan payudaranya.

Aku jadi iseng untuk mencoba sedikit menekan lembut ke area yang dekat dengan pangkal payudaranya, mba wi sepertinya membiarkan saja bahkan saat aku kembali memijat pangkal payudaranya mbea Ewi hanya mendesis seperti menahan geli dan enak, aku semakin memberanikan diri memijat area payudaranya semakin ke tengah, terasa kenyal, aku memulai mengurut dari bawah leher ke bawah sampai ke belahan pantat lalu kembali naik ke tengah berlanjut turun melalui samping dan turun kembali ke area payudaranya, kali ini aku nekat menelusuri  seluruh payudara lembut itu dengan tangan kananku menelusuri payudara kanannya dan tangan kiriku di payudara kirinya.

Aku tidak menyangka kalau mba Ewi justru mengangkat tubuhnya yang artinya seperti menyuruhku untuk terus meremas payudaranya sampai keputing.


Aku putari payudara yang bulat dan cukup mengkal itu, terasa kenyal lembut dan membuat burungku bangun.

Aku yang tadinya jongkok, kini  mengangkangi bongkahan pantat mba Ewi walau aku tak berani untuk duduk di atasnya namun pada posisi itu aku terlihat seperti sedang menunganginya. 

Tubuh mba Ewi menggeliat, menahan nikmat. Cukup lama aku menggarap payudaranya namun karena mba Ewi hanya merespon dengan cara menikmatinya sedangkan tidak ada serangan balasan maka aku berinisiatif untuk  kembali bersimpuh di sebelah kirinya, kini tangan kiriku meremas payudara kirinya dan tangan kananku mencoba masuk ke dalm celana dalamnya melalui bongkahan pantatnya yang sedikit terbuka.

Mba Ewi yang saat itu hanya menggunakan celana longgar dan pinggangnya juga longgar karena menggunakan karet kolor yang elastis maka tidak begitu menganggu masuknya tangnku ke area anusnya.

Mba Ewi menggeliat, kali ini ia mengangkat pantatnya lalu mencepit tanganku dengan kedua pahanya, seperti menahan geli dia menenggelamkanmukanya ke bantal.

Aku semakin nekat untuk terus menjelajahi belahan paha mulusya, jariku bergerak masuk ke sela-sela pahaya dan kini kurasakan jariku menyentuh area basah dan licin. Karena hanya mengira ngira aku mencoba terus mendorong jariku semakin ke bawah ada aku rasakan ada rambut yang berhasil tersentuh, wah ini memang sudah area vagina gumamku dal hati.

Aku mencoba utuk mencari titik clitorinya,  diantara belahan basah aku rasakan ada daging keras yag menonjol di atara kulit yang aku tebak adalah bibir vaginanya. Aku mencoba memeilinya pelan dan luar biasa, tubuh mba Ewi menggelinjang  hebat, jepitan pahanya ditanganku mengendur bahkan kini ia membuka pahanya memberkan keeluasaan pada jariku untuk memainkan Vaginanya.

Tangan kiriu terus menggarap payudara mba Ewi dari bawah  dan tangan kananku terus memainkan vaginanya dari belahan pantatnya karena mba Ewi masih dalam posisi telungkup.

Aku menggerakan tangan kananku menelusuri clitoris ke belahan vaginanya lalu sesekali menyentuh lubang anusnya, kurasakan belahan itu semakin basah saja, banyak cairan hangat yang meleleh.

Kali ini sentuhanku ku fokuskan pada area clitoris dan belahan vaginanya, gerakanku semakin intens dan tak selang lama geliatan mba dwi semakin cepat dan dia kembali menjepit tangan kananku dan ku rasakan ada sesuatu yang menyembur tanganku namun hanya sedikit.

Lama mba wi menjepit pergelangan tanganku, saat sedikit mengendur aku ingin menggerakanya lagi daia kembali menjepitnya seoalah melarang aku untuk kembali meraba Vaginanya.

Aku mencoba membalik tubuhnya, maksud hati ingin mencium payudaranya namun saat tubuhnya sudah terbalik dalam posisi terlentang mba wi segera menarik selimut.

Lalu tanganya menahan kedua pergelangan tanganku yang sudah lepas dari jepitan pahanya.
“Ris, sudah dulu takut ketahuan yang lain, nanti kamu balik lagi aja jam 1 an ya kalu yang lain dah bobo”

Aku hanya mengangguk tanda setuju lalu aku menutupi tubuh mba wi dengan selimut.
Sesaat sebelum beranjak, mba wi meraih mukaku dengan kedua telapak tangan lembutnya di pipiku dan mencium bibirku dengan kecupan keras. Bahkan dia juga sempat meremas selangkangan ku dengan gemas.

Aku beranjak keluar  dari kamar mba Ewi, dan kulihat di depan TV hanya tinggal Mumu saja sedang melihat Bioskop Trans Tv. Aku lihat kamar yang lain sudah tertutup hingga aku bermaksud masuk ke kamarku namun ugi menoleh kearahku dan memberikan kode padaku untuk mendekatinya.

Dia meraih tangan kananku dan menciumnya, lalu dengan ekspresi seperti orang mencium bau ga sedap dia menyuruhku cuci tangan.


“ Hmwwwf.... Cuci tangan dulu sana pakai sabun “ bisiknya
Aku rada tegang juga, jangan-jangan mumu tau kalau aku melakukan hal di luar batas sama mba Ewi, tapi aku mencoba untuk rileks.

Setelah mencuci tangan seperti perintah ugi, ugi kembali memberikan kode agar aku mendekat dan dia menunjukan pundaknya minta di pijat. Sambil berbisik lirih ugi mencoba bertanya:
“ hey.. berapa kali mba Ewi Orgasme?”
Aku kaget, tapi mencoba tersenyum... pura-pura tidak tahu apa yang di bicarakan ugi.
30 menit ugi ku pijat dalam posisi duduk. Dia memberikan kode untuk sudah.

Lalu dia beranjak, sambil bilang bahwa dia tau semuanya karena tadi ia sempat mengintip dari pintu yang memang tidak tertutup rapat.

Aku lumayan deg-degan, tapi karena tidak ada nada ancaman apa-apa aku merasa tenangan walaupun mencoba menerka-nerka apa yang akan ugi bahas besok pagi.

Kulihat jarum jam menunjukan jam 00:12, mba Ewi menyuruhku balik lagi ke kamarnya pas jam 01:00


Ku intip ruang TV sudah gelap, Mugi  sudah di kamarnya bersama Sintia sedangkan Arni  dan Erna tidur sendiri-sendiri seperti mba Ewi.

Burungku terasa tegang, aku mencoba mengingat kejadian tadi... membayangkan paha mulus dan basahnya vagina mba Ewi... sampai ahirnya aku memelorotkan celanaku dan mulai merangsang penisku menggunakan jari, aku remas buah zakarku, dan aku elus batang penisku yang ujungnya mulai basah oleh pelumas.

Saat sedang asik-asiknya, aku sempat mendengar suara pintu kamar seperti di buka namun aku mengira itu paling kamar anak-anak lain yang mau ke kamar mandi.

Namun aku kaget, saat ujung menisku tiba-tiba terasa seperti ada sesuatu yang hangat dan basah.
Saat aku membuka mata, aku kaget ternyata mba Ewi sedang asik mengemut kepala penisku, dijilatinya penisku mulai dari pangkal sampai ke ujung, sesekali kecupan dan kulumanya membuatku menggelepar menahan nikmat tiada tara.

Aku tak mau tinggal diam, maka aku tarik tubuh mba Ewi hingga kini posisinya mengangkangi kepalaku sambil tetap mengulum penisku. Posisi kami seperti angka 69 dimana posisiku dibawah.
Kuhisap setiap apa yang menempel di mulutku, terasa asin dan aroma Vagina basah menyeruak di hidungku membuatku makin bernafsu.

Mba Ewi menekan memeknya di mulutku, lidahku yang terjulur di buatnya sebagai media untuk merangsang titik-titik peka di setiap sudut memeknya.

Lama kami saling mengoral, hingga ahirnya mba Ewi merubah posisinya dengan mengangkangi penisku.

Di bimbinnya penisku ke arah vaginanya, dan di gesek-gesekanya kepala penisku yang basah karena nafsu yang menggelora bercampur bekas kulumanya ke arah belahan vaginanya yang mulai terasa sangat licin dan hangat.

Blesssss.... terasa begitu nikmat tiada tara tiada banding, saat batang penisku mulai masuk melesak ke lobang hangat memek mba Ewi.... oh...... luar biasa

Mba Ewi terlihat sudah berpengalaman, stidaknya aku tahu kalau dia sudah tidak perawan.
Dia yangberada diatasku sangat mendominasi permainan ini, aku dibuatnya tak berdaya. Dia menekan tubuhnya hingga terasa ujung penisku enyentuh dinding rahimnya, diputarnya pinggang dan pantat bulatnya hingga aku seperti tak kuasa menahan  semburan laharku. Namun karena posisi penisku yang terjepit dan kepala penisku yang menempel menekan didnding rahim dan aku juga berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, hingga hanya ada kedutan-kedutan nikmat yang aku rasakan .
Mba Ewi terus menekan hingga aku sudah kembali normal, aku merasa aku kini bisa lebih menahan diri, penisku yang tetap tegak terasa makin membesar dan memanjang, kini aku bisa merasakan setiap titik dari lorong kenikmatan mba Ewi,

Mba Ewi memang berpengalaman, dia sengaja membuatku klimaks tanpa ejakulasi, hingga aku bisa melewati detik-detik rawan ejakulasi dan kini aku merasa semakin kuat dan penisku semakin terkontrol.


Mba Ewi kembali mengangkat dan memutar pinggulnya, penisku di jadikanya media untuk mengobok-obok vaginanya... dia semakin menggila... beberapa kali penisku teras a mau lepas dari cengkramanya hingga ia mengujamkan kembali  lobang viginanya hingga mentok.

Luar biasa...
Tubuh mba Ewi berputar, kepalanya mendongak... tanganku ku mainkan untuk meremas payudara dan memeilin putingnya hingga ahirnya tubuh mba Ewi limbung dan memeluku erat. Pantatnya terus bergoyang naik turun kurasakan cairan hangan meleleh ke batang penisku yang membuat suara telak-teplok, teplak teplok.... owh mba Ewi mengalami orgasme berulang kali, hingga ahirnya dia limbung dan menggelepar tak mampu bergerak lagi.


Aku yang belum sampai pada orgasme, berusaha tetap diam... merasakan hangatnya vagina mba Ewi, hingga kurasakan jepitan itu mulai mengendor...
Aku tetap memeluk mba Ewi yang memeluku di atasku, aku berusaha memeiringkan tubuhku dan tubuhnya hingga kami berhadapan dan tetap ber pelukan.
Aku goyangkan pinggulku, ku gerakan penisku yang masih mengeras, kunikmati vagina mba Ewi yang basah, hangat dan terasa lebih lembut.

Aku gerakan pelan, namun aku kini sangat fokus menikmati rasa di penisku seperti orang masturbasi... dan ah.......

aku merasa ingin menyemburkan air maniku.ut penisku yang masih sangat kencang dan mengkilap , aku telentangkan mba ewi, dan penisku ku taruh di dada mba ewi diantara belahan payudaranya.

Kulihat mba Ewi yang pasrah saja telah membuka mata, penisku ku gerakan maju mundur, mba Ewi sedikit tersenyum mungkin menganggapku lugu dan lucu...

Hingga ahirnya ia memegang penisku dan bagian bawah kepala penisku di tempekanya ke putingnya, di gesek-gesek dan di putarnya... terasa begitu nikmat titik itu... hingga ahirnya tubuhku bergetar dan Crot, Crooottt Crot... air manku muncrat bersama rasa nikmat dan gatal enak di ujung penisku yang berdenyut denyut... tiga kali air maniku muncrat dengan identitas deras dan beberapa kali muncrat dengan intensitas sedang hingga ahirnya hanya memeleh.


Mba Ewi mengelap ujung penisku dengan selimut, sedang air mani yang menyembur di dada dan lehernya malah sengaja di lumurkanya keseluruh payudaranya dan leher hingga seperti orang menggunakan lotion. Lalu dia menutupnya dengan selimut.

Kami tidur berpelukan tanpa memperdulikan kawan lain yang berada di kamar sebelah. Tubuhku dan mba Ewi hanya dibatasi oleh selimut.


Kami terbangun saat terdengar ada bunyi  pengeras suara saat masjid sebelah Mess membangunkan  orang-orang di sekitar untuk bersiap-siap bangun.

1 comment:

  1. "Selamat siang Bos ��
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    ReplyDelete