BERCINTA DENGAN SALES MARKTING PERUMAHAN MEWAH - Cerita Sex Dewasa

Cerita pengantar tidur,inspirasi berimajinasi, dan mengenali hasrat diri

Ads Here

Thursday, January 11, 2018

BERCINTA DENGAN SALES MARKTING PERUMAHAN MEWAH


Namaku Aries Andi Susanto, kawan-kawan kecilku sering memanggilku Aas, suku jawa, tinggi 172, BB 70, kulit sawo matang khas jawa... kata kawan-kawan ga hitam-hitam amat mungkin karena aku memang cukup rajin merawat diri.

Soal Wajah, alisku tebal, hidung cukup mancung walau tak seperti orang arab namun untuk umumnya asia hidungku lumayan mancung, sedang yang banyak buat orang komen tertarik padaku adalah janggutku yang terbelah tengah ditambah senyum manisku yang katanya susah dilupakan.

Selesai kuliah, aku yang telah terbiasa jauh dari rumah sengaja pergi meninggalkan kota kelahiranku. Walaupun aku berasal dari kalangan keluarga yang boleh dibilang cukup namun aku tak ingin menggantungkan hidup pada kesuksesan orang tua.

Ini adalah penggalan kisahku yang ke V, dimana usahaku di bidang SPA dan Massage khusus Wanita Muslimah sudah mulai ramai pelanggan dan kini aku bermaksud mengembangkan usaha baru di bidang minimarket.

Siang ini aku sengaja keluar dari tempat usahaku yaitu SPA Muslimah yang sudah aku anggap bisa berjalan sendiri tanpa harus aku pantau secara intensif.

Aku mengendarai mobil menuju sebuah pusat perbelanjaan dengan maksud ingin sekedar mencari inspirasi untuk pengembangan usaha.

Saat aku duduk di pojok kopi, aku didatangi oleh seorang wanita muda dengan brosur di tanganya, setelah meminta izin duduk di sebelahku wanita yang memperkenalkan namanya sebagai Ugi, nama lengkapnya Mugi Lestari yang ternyata dia adalah marketing sebuah perumahan dan pertokoan yang sedang dibangun oleh pengembang ternama.

Ugi memperlihatkan beberap gambar perumahan dan juga Ruko yang sudah selesai dibangun.
“Pak kalau perumahan yang blok A ini sudah siap huni pak, sudah lebih 10 rumah yang di tempati. Di depanya ada pusat pertokoan yang juga dalam waktu dekat sudah siap untuk beroperasi”.
Aku sedikit tertarik, selain karena aku memang sedang mencari inspirasi, cara Ugi menawarkanpun cukup membuatku nyaman sehingga aku tanggapi dengan serius.

Aku minta ugi untuk menemaniku melihat langsung kelapangan, ugi sangat antusias.. tanpa babibu kamipun langsung meluncur kesana.

Sesampainya di lokasi aku sengaja melihat-lihat kondisi ruko terlebih dahulu. Aku memutuskan untuk mengambil 3 ruko berlantai 2 di beranda perumahan yag aku nilai cukup strategis untuk nantinya aku pakai untuk membuka usaha retail ataupun minimarket.

Aku diajak Ugi untuk mengisi formulir pemesanan dan pembayaran tanda jadi di kantor pemasaran yang ada di komplek tidak jauh dari ruko yang kupesan.

Saat pulang, Ugi mengajaku untuk melihat-lihat perumahan yang tampak sudah siap huni. Ada beberapa rumah yang kulihat sudah ada penghuninya.

“siapa tau nanti minat pak, langsung hubungi Ugi ya pak...”
Seminggu berselang, ugi mengabarkan bahwa Ruko yang saya pesan sudah siap, dengan model dan skat sesuai permintaan. Ugi menyarankan untuk melihatnya.. dan dia siap menemani.

Sore itu, sesuai janji aku meluncur ke ruko yang baru aku beli itu, saat sampai ditempat aku lihat Ugi yang sore itu terlihat menggunakan baju santai sedang membuka rolling door rukoku. Dia mempersilahkanku untuk melihat apa ada yang kurang untuk diadakan perbaikan. Setelah melihat-lihat aku nyatakan cukup. Tinggal mengurus izin usaha dan memulai usaha.

Ugi mengusulkan untuk menghubungi salah seorang kawanya yang bisa membantu untuk mengurus segala periinan, setelah di telfon ternyata dia sedang menemui klien dan akan selesai sekitar 19.30.
Maka Ugi menyarankan dia untuk menemui kami di ruko.

Aku menawarkan ke ugi untuk mencari warung kopi sembari menunggu kawanya datang, namun ugi justru mengajaku untuk melihat-lihat perumahan yang kemarin kami lewati yang letaknya sebenarnya ada di belakang ruko yang baru aku beli ini.

Ugi mengajaku untuk melihat perumahan di komplek A yang sudah siap huni, rumah minimalis berlantai 2. Ugi yang memang memegang kunci pintu mengajaku melihat-lihat ke dalam.
Di lantai 1 ada ruang tamu, ruang tengah dan dapur serta 2 kamar standar, sedangkan di lantai 2 ada ruang keluarga, ruang kerja dan 1 kamar utama.

Aku mencoba melihat-lihat kamar utama yang telah lengkap dengan tempat tidur big zize, bernuansa moderen dan romantis.

Ugi menyarankanku untuk mencobanya sembari dia menyiapkan kopi di dapur bawah.
Aku ikuti saran Ugi, aku coba untuk berbaring di kasur... tak tau kenapa libidoku tiba-tiba bangkit, aku membayangkan jika bisa bersetubuh di rumah yang nyaman ini pasti seru sekali. Kamar yang luas seperti di hotel dan dalam rumah yang tidak mungkin ada yang mengganggu.

Lamunanku di buyarkan oleh Ugi, yang masuk membawa dua cangkir kopi...
“hayo ngelamun apa pak ya?, jangan-jangan sedang membayangkan bersama orang yang di sayangi tinggal disin ya?”

“iya gi, aku lagi membayangkan kalau aku tinggal disini ditemani seorang wanita aku bisa br hanimoon disini” jawabku sekenanya..
“Mau nyoba pak?, aku bisa kok nyarikan temen..., mau sehari, dua hari, atau seminggu, tergantung kemauan bapak lah. Yang penting pak aris beli rumah ini, masalah temen nanti aku yang urus... mau ABG apa Dewasa?”

Aku hanya tersenyum menanggapi celotehan ugi, “Aku maunya kamu Gi” kataku iseng
Ugi tersedak karena saat itu sedang minum kopi...
Setelah meletakan cangkirnya, ugi mendekatiku... sambil tersenyum ugi mendekatkan mukanya ke mukaku seperti orang bercanda : “Bapak serius??.. hm....”

Awalnya aku ragu untuk memulainya, namun karena muka Ugi yang semakin lama semakin dekat maka dengan gemas aku kecup bibirnya. Bukanya menghindar malah dia memejamkan matanya yang artinya dia menghendaki lebih.

Tanpa di komando maka bibir kami sudah saling berpagutan, lidah kami saling melilit panas, aku pegang kedua pipinya untuk semakin menambah sensasi ciuman kami.

Semakin lama ciuman kami merambah ke leher dan telinga, nafas kami memburu.. seolah kami berdua sama-sama haus sentuhan.

Ugi menindihku, aku berinisiatif menggulingkan tubuhnya di kasur yang empuk itu, aku serang tanpa ampun, ku endus buah dada ugi walau masih tertutup kaos dan BH.

Ugi menarik kaosku, aku membalas membuka kaosnya beserta BH nya, lalu aku serang payudaranya yang besar dan empuk. Menurut prediksiku yang biasa memainkan payudara perawan dan gadis belum beranak di tempat SPA aku memperkirakan kalau Ugi sudah pernah punya anak melihat dari bentuk payudara yang besar dan tidak terlalu keras walau tidak juga terlalu lembek  juga dengan puting besar kehitaman.

Ugi  segera meraih kancing celanaku, membukanya lalu melepaskan celana jeans disusul celana dalamku, lalu dia melepaskan celana dan cd sendiri hingga saat itu kami sudah telanjang bulat.
Ugi memeluku, menindihku, kami berguling kekanan dan ke kiri, terus terang aku baru kali ini menemukan wanita yang aktif dan agresif seperti ugi.

Ugi memposisikanku di atasnya, lalu dengan cekatan tanganya meraih penisku dan segera membimbingnya untuk masuk ke lubang vaginanya.

Vaginanya yang saat itu sudah basah membuatku sedikit kaget, selain basah dan hangat, vagina Ugi kurasakan sangat longgar sehingga tak ada kesulitan sama sekali penisku masuk ke lobang kenikmatanya.

Aku awalnya sangat kikuk karena aku sama sekali belum merangsangnya namun main tancap saja, aku takut dia akan kesakitan dan belum siap. Namun karena kurasakan vaginanya sudah begitu longggar maka aku segera memompa dengan cepat sambil sesekali memutar penisku agar mengenai seluruh dinding vaginanya.

Ugi merintih, tubuhnya menggeliat tak beraturan. Pinggangnya turun naik mengimbangi gerakanku.
“Ah.... pah...... terus pah...... enak pah.....”
Sepertinya dia terbiasa merasakan kenikmatan ini bersama suaminya, sehingga secara tidak sadar dia memanggil nama suaminya.


Aku berusaha untuk tak terpengaruh, mau berhenti juga sudah tanggung. Maka aku sengaja menggenjotnya lebih keras dan kasar lagi sampai bunyi “ plok... plok.. plokk... “ karena  tubuhku dan tubuhnya yang saat itu mulai berkeringat basah saling beradu.
“ah ah ah.... pah..... aku mau sampe....... ah ah ah ahhhhhhhhh......”
Ugi mengejan seperti orang melahirkan, tanganya mencengkeram punggungku dan “ ah........................”
Tubuhnya terhempas, lalu terkapar tak berdaya...
Sejenak aku masih memompa pelan, vaginanya yang longgar dan bertambah becek membuatku kurang bernafsu dan juga kurang terasa di batang penisku.

Apalagi Ugi yang sudah orgasme hanya terkapar dan pasif. Membuatku memutuskan untuk mencabut penisku walaupun belum sempat menyemburkan lahar panas.

Aku segera membersihkan diri ke kamar mandi dan mengenakan pakaianku kembali.
Aku lihat Ugi masih tertidur lelap, sebenarnya ada rasa menyesal aku menyetubuhi Ugi, selain sepertinya dia adalah istri orang, aku kurang merasa nyaman dan sama sekali tidak puas jika bercinta dengan wanita yang terlalu agresif namun tidak bisa memberikan rasa di setiap jengkalnya. Seolah bersetubuh hanya mengejar klimaks dan orgasme saja.

Setelah menutupi tubuhnya dengan selimut, aku segera turun ke latai bawah dan duduk di teras. Tiba-tiba HP ku berdering dan ternyata kawan Ugi yang siap membantu pengurusan perizinan sudah sampai di komplek perumahan. Maka aku putuskan untuk menunggunya di parkiran ruko yang rencananya mau di urus perizinanya.


Maka segera aku starter mobilku dan berputar ke jalan keluar tanpamempedulikan Ugi yang masih terkapar di kamar.

1 comment:

  1. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    ReplyDelete