Ini adalah
pengalan pribadiku saat aku masih kuliah semester 3 di sebuah perguruan tinggi
di Jogja
Namaku Aris, saat
itu umurku sekitar 19/20 tahunan, aku sudah punya pacar namun sejauh ini hanya
sampai cium bibir saja itupun jarang sekali.
Hari ini aku berniat
kembali ke kota Jogja setelah dua hari aku berlibur di Bandung karena ga ada
kegiatan dan aku sudah 3 bulan tidak pulang hingga beberapa kali ibuku menelfon
menyuruhku pulang walau sekedar semalam dua malam. Aku memang anak terahir dari
3 bersaudara hingga ibuku selalu menganggapku sebagai Aris kecil yang manja,
padahal aku sama sekali tidak manja bila dibandingka dengan mba Ema kakak
perempuanku dan Kak yoyo kakak tertuaku. Bahkan aku kuliah di jogja pun
sebenernya agar aku bisa jauh dari mereka dan aku bisa bebas berekspresi tanpa
ada larangan dan kehawatiran, namun nyatanya masih saja walau tak seintens
dulu.
Aku naik kereta
jam 5 sore berangkat dari stasiun bandung, sesaat setelah aku mencari gerbong
eksekutif dan aku mencari tempat duduk yang rata-rata adalah 2 kursi mirip sofa
kecil yang saling berhadapan dan ditutup skat setnggi pundak pria dewasa hingga
saat berjalan tegak masih bisa melihat melihat keluar skat pembatas.
Aku duduk di
kursi no 21 seperti yang tertera di tiket, saat aku duduk kulihat di sebrangku
ada yang sudah menempati, wanita muda berbadan kecil namun berjilbab lebar
berwrna hitam. Sepintas kulihat dia menggunakan masker yang kukira dia
mempergunakan sebagai pengganti cadar.
Aku berusaha untu normal, menyapa sekedarnya dan berusaha untu tidak
menatapnya. Aku sebenarnya aga risih tapi gemana lagi, kereta sudah berjalan
sedangkan saat aku berusaha menoleh ke sekeliling sepertinya kursi di
ruang-ruang sekitar sudah terisi karena memang no kursiku di gerbong ini adalah
no terahir.
Ahirnya aku
pasrah dan berusaha menyibukan diri bermain gajet. Kulihat wanita di depanju
telah tertidur, aku bisa mengamati sisa wajahnya yang tidak tertutup masker,
kulitnya putih dan alisnya tebal, tubuhnya mungil tapi proporsional, karena
walau tertutup rapat masih bisa kulihat kalu tubuhnya langsing. Sedang seluruh
tanganya tertutup baju panjangnya.
Aku pasrah saja, aku akan menikmati perjalanan panjang tidak mengasikan pikirku
dalam hati.
Sampai tiba-tiba
aku dikagetkan oleh suara jeritan, setelah sebelumnya aku dengar ada suara
seperti kaca pecah.kulihat kaca jendela persis di samping wanita yang berada di
depanku sepertinya terkena benda keras, mungkin ada orang iseng yang
melempar kavca saat kereta sedang melaju.
Aku menyuruh wanita itu duduk di kursiku, sedang aku memanggil petugas untuk
melaporkan. Namun tidak ada solusi karena tidak ada peralatan yang bisa di
gunakan menutup pecahan kaca. Walau lobang tidak begitu lebar namun angin
terasa cukup kencang masuk melalui lobang karena kereta berjalan sangat
kencang.
Setelah petugas
membersihka serpihan kaca yang berserakan, aku meminta wanita yang duduk
dikursiku tetap disitu sedang aku menggantikan posisinya di tempat dia duduk.
Sesaaat aku merasakan kalau wanita itu sering memperhatikan dan mencuri pandang
padaku, namun aku bersikap normal saja.
Sampai saat
memasuki perbatasn provinsi jabar jateng hujan mulai turun begitu deras hingga
ada air yang terbawa angin muncrat mengenai tempat duduku, lama kelamaan air
semakin banyak dan aku tak bisa lagi duduk.
Ahirnya aku
berusaha tetap ceria dan jongkok di lantai, sampai ahirnya wanita yang duduk
dikursiku mempersilahkanku duduk di sampingnya karena memang kursi bisa diuduki
2 orang namun pasti sedikit berhimpitan.
Awalnya aku menolak, namun setelah berulang kali wanita itu menyuruhku duduk
bahkan kalau aku masih di bawah dia akan pindah ke kursinya yang basah maka
ahirnya akupun menuruti permintaanya.
Ahirnya kami
duduk berdampingan, tubuh kami mau tidak mau tetap bersinggungan, kurasakan
lenganya menyenggol lenganku namun aku berusaha memiringkan tubuhku agar tidak
sampai menyenggol terlalu menghimpit
Kami ngobrol ala kadarnya, sampai ahirnya kami saling memberitahu nama kami
masing-masing. Ternyata namanya Nita, dia sekarang bekerja di surabaya di sebuah
toko baju muslimah milik seoarang pengusaha. Dia juga tinggal di toko tersebut.
Tokonya hanya menjual baju-baju syar’i yang bermotif seperti yang ia pakai.
Dia juga mau tidak mau mengikuti mode dan ajaran seperti yang di anjurkan
bosnya hingga ia sekarang berpakaian seperti ini, dia bertanya kenapa aku
seperti takut padanya aku bilang justru aku takut dia ga suka dengan cowok
sepertiku karena aku pasti dianggapnya cowok brutal karena berkaos oblong dan
bercelana jeans.
Ku dengar nita
tertawa di balik makernya, kalau dari umur dia lebih tua dariku 2 tahun, karena
seandainya kuliah dia sekarang sudah masuk semester 7, namun karena alasan
ekonomi dia tidak melanjutkan kuliah.
kulihat jam tangan menunjukan pukul 23.05, kulihat nita sudah mulai mengantuk dan
kupersilahkan dia untuk tidur. Karena tidak sadar nita merebahkan kepalanya ke
pundaku, aku membiarkanya bahka memberikan posisi yang nyaman untuknya. Aku
gunakan tas ranselku untuk mengganjal tubuhnya agat tidak limbung sedangkan
tubuhku kumiringkan sedikit agar kepalanya bisa bersandar di dadaku dan
terganjal tas ranselku.
Sampai tiba-tiba
dia terbangun dan meminta maaf, aku bilang tak apa-apa.. aku juga minta maaf
dan tidak bermaksud apa-apa hanya takut dia terjerembab maka aku mencoba
memberinya posisi yang aman dan nyaman.
Ku lihat dia masih terkantuk-kantuk maka aku mempersilahkanya untuk kembali
keposisi seperti tadi, mungkin karena ngantuk yang teramat sangat maka dia
kembali merebahkan tubuhnya di dadaku.
Jam 03 dini hari
kereta berhenti di stasiun kebumen, perjalanan tinggal 2 jam lagi kalau
menggunakan kereta exspres akan sampai di jogja. Namun ada hal janggal, di
stasiun itu terlihat banyak kereta yang tertahan, ternyata menurut info yang ku
dengar ada jembatan yang rusak karena tergerus banjir sehingga kereta tidak
bisa lewat baik dari arah jogja maupun jakarta.
Ahirnya aku
membangunkan nita, aku bilang mau keluar mencari makan karena lapar. Dia bilang
akan menunggu di gerbong saja.
Setelah keluar
untuk ngopi dan membeli roti bakar dan minuman mineral untuk Nita aku kembali
ke gerbong, para penumpang banyak yang keluar karena kereta tidak jelas kapan
berangkatnya. Bahkan digerboong yang kami tempati kulihat hanya ada dua kursi
yang masih ditempati oleh penumpang.
Setelah masuk dan duduk, aku menawarkan roti untuk Nita, kutaruh di meja
didepan kami, nita masih terlihat lesu tapi tidak tidur.
“Ris ... aku
takut sendirian tadi, gerbong sepi banget” kata nita
Aku meledeknya kalau aku sebenernya kembali kesini untuk mengambil ransel dan
mau keluar, nita malah memeluk ranselku sepertinya dia mengira aku akan pergi
meninggalkan kereta beneran...
Aku tertawa, nita
malah mencubit pinggangku ... kami semakin akrap saja.
Saat keluar tadi
aku juga membeli koran, rancana untuk alas di bawah kalau Nita mau tidur di
kurs dan aku duduk dibawah. Maka aku menggelar koran untku duduk dan membukanya
lebar niatnya bisa untuku berbaring nanti kalau aku ngantuk.
Nita tidak mau
makan, dia bilang aga mual mungkin karena angin dari luar yang masuk tadi
melalui celah jendela membuatnya masuk angin.
Aku bilang dia
musti makan biar ga terlanjur sakit. Karena diam saja aku mebukakan air mneral
dan menyodorkan mulut botol ke mulutnya, diapun mau meminumnya lalu aku mencoba
menyuapkan roti bakar padanya. Nitaternyata tidak menolaknya. Hampir selembar
roti dia habiskan.
Aku duduk di
lantai bawah dan mempersilahkn nita tidur lagi, tapi nita tetap memegangi
ranselku seoalah dia curiga kalau aku akan pergi meninggalkan kereta.
Saat aku duduk
bersila di bawah, Nita mengusulku di bawah dan merebahkan kepalanya di pahaku.
Katanya takut kalau aku pergi saat dia tidur.. aku tertawa dan reflek mencubit
lembut hidungnya yang tertutup masker karena gemas..
Nita diam saja
tak menolak
Bahkan kini dia
membuka maskernya, wow terlihat bibir tipis dan hidung mungil yang terlihat
sangat manis. Karena ada di bawah mukaku aku dapat melihat muka nita dengan jelas.. saat nita menatapku dia
tersipu dan memegang kedua pipiki dengan telapak tanganya.
Karena tanganya
dipipiku aku malah jadi reflek mendekatkan mukaku kemukanya dengan maksud
meledeknya seperti biasa aku meledek ira pacarku saat kami bercumbu di kost.
Awalnya tak ada
niat mencium nita, namun saat mukaku turun ternyata nita sama sekali tak
menahanya, hingga ahirnya aku nekat mencium keningnya... nita malah memejamkan
mata seolah menikmatinya.
Ciumanku ahirnya
berlanjut ke pipinya dan kebibirnya..
Kukecup bibirnya
lembut, nita diam saja tak merespon namun terlihat sangat menikmatinya, saat
kecupan yang ke tiga ku rasakan mulut Nita mulai terbuka dan aku kecup bibir
bawahnya dan ku hisap ku dengar nafas Nita mulai menderu.. tanganya yang tadi
dipipiku kini berlanjut ke leherku dan tangan kananya di bahuku.
Nikmat sekali
bibir Nita, ta seperti bibir ira yang tebal, bibir Nita begitu tipis dan dingin
mungkin karena tak berlipstik dan biasa tertutup masker/cadar saat keluar
rumah.
Ciuman lembut
kami terasa semakin ganas, tak peduli apakah ada orang yang bisa mengintip kami
dari luar, namun suasana pagi yang dingin ini terasa sangat menggelora..
Tangan kiriku
menyangga kepa Nita, sedang tangan kananku mulai menjelajah mulai dari perut
hingga ke Dada Nita, walau masih tertutup pakaian longgarnya, aku justru bisa
merasakan betapa indah tubuh nita, aku rasakan lekukan-lekukan tibuh nita,
perutnya yang kencang, pinggangnya yang ramping, pantatnya yang bulat dan
lancip, dan payudaranya yang masih tertutup BH terasa begitu kenyal dan
lembut... aku meremasnya pelan, kurasakan pelukan tangan nita semakin kencang,
nafasnya berderu, dan ciuman bibirnya kini berubah menjadi gigitan-gigitan
kecil.
Aku belum berani
menyentuh area paha dan Vagina nita, karena aku takut Nita akan marah dan
merasa terhina, hingga elusan tanganku hanya berputar diantara perut dan dada
saja.
Namun aku tak
menyangka, tiba-tiba tangan Nita membimbing tangan kananku ke arah
selakanganya, terasa ada gundukan kecil disana, aku elus lembut membuat tubuh
nita menggelinjang , menggeliat lembut dan ciumanya semakin tak terkendali.
Saat tanganku
asik memainkan gundukan kecil itu, tangan kiri nita menarik bajunya yang seperti daster longgar itu hingga ke pangkal pahanya, lalu tanganku
dibimbingnya untuk masuk melaui celah celana dalamnya, melalui celah bagian
atas aku langsung merasakan kalau telapak tanganku menyentuh gundukan berambut,
lalu aku selusuri kebawah kurasakan ada garis-garis seperti kulit yang berkerut
dan saat aku sentuh terasa sangat lembut, licin dan basah...
Baru kali ini aku
menyentuh area Vagina wanita, karena bersama Ira pacarku aku hanya sebatas cium
bibir. Aku merasa heran... Nita yang berjilbab Lebar, berpakaian Longgar,
bahkan semi bercadar justru berani melakukan hal yang sangat jauh ini,
sedangkan Ira yang berpakaian umumnya kawan-kawan kampusnya yang berjilbab
seadanya malah sangat menjaga kehormatanya.
Aku tak peduli, ini
kesempatan baik yang belum tentu aku bisa merasakanya dilain hari pikirku. Aku
mencoba terus mengeksplorasi seluryh daging kenyal itu.
Jariku ku mainkan
di belahan lembut, ku temukan semacam daging kecil yang sepertinya itu yang
disebut klitoris, tangan nita terus membimbing tanganku agar terus menelusuri
Vaginanya.
Aku masukan pelan
jariku diantara belahan Vagina Nita, tanganku di tekanya dengan tangannya
hingga jariku masuk ke lobang sasah itu, lalu dia membimbing tanganku untuk
bergerak memutar menyentuh setiap titik-titik basah lembut itu...
Desahan nita
semakin tak terkendali, nafasnya terasa sangat berat, tangan kirinya yang
sedari tadi membimbing tanganku kini kembali ke bahuku, kini dia yang aktif
menciumiku, ke leherku ke telingaku, pinggangnya aktif bergerak mengikuti
gerakan jariku bahkan terkadang pinggangnya yang mengejar gerakan jariku.
Aku makin berani
untuk memasukan jariku lebih dalam, namun saat aku ingin menekan kedalam lagi
kurasakan ada dua tulang berhimpitan
yang menghalangi jariku saat mau menerobos.
Aku putar jariku
diatara belahan-belahan lembut itu, kurasakan semakin basah, tubuh nita semakin
tak terkendali, kakinya berulangkali menendang
bintu pembantas, kugerakan terus jariku kali ini konsentrasiku lebih pada
daging kecil yang kukira adalah clitoris itu...
Sampai pada
saatnya, tubuh nita menghentak keras, mulutnya merancau dan menyiumi apa saja
anggota tubuhku yang ada dalam jangkauan mulutnya dan dia melolong panjang
sambil tubuhnya terangkat dan ah...... tubuhnya kembali terhempas, tanganya
kembali membimbing tanganku, namun kali ini untuk diam. Tubuhnya berulang kali
berkidig... dan semakin lama semakin mereda.
Dia menarik
tanganku dari dalam celana dalamnya, lalu dia mengelapi jari jariku dengan
saputanganya.
Dia mengecup keningku
sambil tersipu malu.
===============================================================================
Sinar mentari
pagi menerpa wajahku, saat aku terbangun... aku yang tidur dalam keadaan duduk
bersandar di dinding skat pembatas kereta terasa pegal di pinggang, kulihat di
pangkuanku masih tertidur Nita gadis yang baru kukenal semalam namun telah
memberikan pengalaman yang lebih dari pacarku yang setiap hari aku perhatikan.
Ku lihat wajah
Nita masih tetap terlihat walau dalam keadaan tidur,pipinya putih bersih,
bibirnya tipis... aku hampir tak percaya semalam telah mencium bibirnya, saat
aku melirik ke pahanya aku tersenyum semalam aku telah berhasil menyentuh area
terlarangnya bahkan telah berhasil memberikan kenikmatan padanya, ini sangat
merubah persepsiku atas wanita kedepan...
Tiba-tiba nita
membuka matanya, sejenak dia menggeliat lalu langsung duduk. Dia hanya
tersenyum. Sejenak dia berbenah lalu melongok ke jendela.
Dia terlihat
begitu gundah, lalu duduklah ia di kursi kereta, aku yang masih duduk di lantai
menghampirinya.
Kami bersepakat
untuk melanjutkan perjalanan menggunakan bus saja, dari kebumen ke Jogja, dan Nita nanti bisa melanjutkan
perjalanan dari Jogja ke surabaya.
Maka dari jalan
depan stasiun, kami naik Bis jurusan jogja.
Di sepanjang perjalanan Nita selalu merebahkan kepalanya di pundaku. Aku
berusaha untuk bersikap biasa saja.
Jam 10 Pagi kami sampai di Terminal Jogjakarta,
saat keloket BUS jurusan Surabaya, ternyata bus berangkat jam 7 malam, untuk
siang hari tidak ada yang langsung, sedang untuk naik kereta Nita merasa takut
terjadi hal seperti tadi malam.
Karena berangkat
sore, aku tawarkan Nita untuk istirahat
dulu di kostku yang kira-kira 30 menit
dari terminal kalau naik Taxi, nita menyetujuinya.
Jam 11 Siang, aku
dan Nita sampai di Kost ku, kamar kosku memang
berada dalam rumah besar dengan 1 ruang tamu lebar sedang kamar memutari
ruang tamu itu.
Ada 17 kamar, dan di kosku kebanyakan sudah bekerja hingga mereka pada jam-jam
siang sepi, hanya ada beberapa penghuni kost yang sudah berkeluarga yang
istri-istrinya tinggal di kost.
Aku sudah biasa
mengajak Ira pacarku maik ke kamar, jadi para tetangga udah tak kaget kalau aku
mengajak perempuan ke kosku. Paling mereka akan meledeku saat perempuan yang ku
ajak sudah kuantar pulang.
Di kamarku ada Kasur springbad ukuran standar yang tergeletak di lantai tana
dipan hanya beralas karpet saja.
Ada Tv, meja
kerja lesehan, dan lemari saja. Kamar mandi juga ada di dalam karena kamarku
dulunya sebenarnya adalah milik anaknya ibu kost yang sekarang sudah
berkeluarga.
Nita yang saat
itu langsung masuk ke kamar mandi terdengar suaranya sedang mandi, sekitar 30
menit nita baru keluar, dan aku gantian masuk untuk mandi.
Saat aku keluar
dari kamar mandi kulihat Nita sudah berganti baju berwarna biru tua, dengan
jilbab lebar, model tak jauh beda dengan bajunya yang pertama, longgar dan
lebar. Mungkin seleuruh model bajunya sama saja hanya ganti warna.
Nita ternyata
sudah memebli sarapan di depan, kulihat dia sedang asik makan. Aku langsung
berbaring di kasur karena merasa sangat lelah karena kurang tidur semalam.
Nita mendeatiku, lalu menyodoriku untuk minum berlanjut menyuapiku... mesra
sekali kurasakan. Sesaat setelah selesai
makan aku mengajak nita untuk tiduran sejenak sampai sore nanti aku akan
mengantar nita ke terminal.
Aku sudah biasa
tidur siang dengan Ira pacarku, kami tak pernah melakukan apa-apa, hanya cium
bibir saja. Berpelukanpun tak pernah.
Namun saat Nita tidur di sampingku, dia langsung memeluku mesra. Aku yang saat
itu terlentang memakai kaos oblong dan ceana pendek dipeluk oleh nita yang
berbaju longgar namun halus. Bahkan tak kusangka tanganya langsung meraba
penisku yang masih tertutup celana lengkap.
Kontan saja
burungku terasa panas dan mengeliat, merasa penisku menonjol nita malah membuka
ret sleting celanaku hingga burungku terlihat menggeliat dibalik celana dalam
putihku.
Tak sampai
disitu, nita bangkit dan membuka seluruh celana dan celana dalamku dan
mencapakanya di lantai, nita tanpa basa-basi langsung mencampakan celanaku di lantai dan burungku
yang langsung tegak di sambarnya di hisapnya dengan rakus.... oh... aku yang
baru pertamakali merasakan hisapan itu tak kuasa lagi menahan kenikmatan yang
tiada tara...
Tiba-tiba
burungku berdenyut-denyut, nita masih saja mengulum penisku bahkan terkadang
kurasakan kepala penisku sampai ke tenggorokanya.
Crot.....
crot.... Air maniku tak bisa ku kontrol lagi, nita terus saja mengulum penisku
hingga terasa ngilu dan geli saat air
maiku terasa sudah habis. Nita menghentikan kulumanya dan berlari ke kamar
mandi.
Ku dengar nita
berkumur dan menggosok gigi. Lalu dia kembali lagi ke sampingku yang sedang
terkapar.
Nita langsung
mengangkangiku tak peduli dengan diriku yang sedang lemas, dia menciumiku,
kaosku yang tersisa di badanku di lepasnya, lalu dia menciumi leherku dadaku
bahkan putingkupun tak luput dariciumanya.
Burungku yang
tadinya lemas kini bangkit kagi, nita menyibakan baju longgarnya dan
mengangkangi penisku, ternyata nita tak lagi menggunakan celana dalam. Belahan
vagina nita di mpelkanya di batang peisku yang di rebahkanya di atas perutku.
Bagian bawah penisku kini bersentuhan langsung dengan permuaan vagina nita
hingga kami saling menggesek, tanganku kumasukan kedalam baju nita yang longgar
mengarah ke payudaranya dan lagi-lagi aku kaget ternyata Nita tak lagi
menggunakan BH.
Aku remas
payudara nita yang terasa masih kecil, aku yang baru pertamakali meremas
Payudara tak begitu paham hanya mengikuti naluri.
Nita melepas
jilbab lebarnya, terburailah rambut Nita yang ternyata keriting lembut,
terlihat sekali kalau nita ini seperti keturunan Arab, hidungnya mancung,
matanya lebar, rambutnya keriting
panjang se bahu.
Aku berinisiatif
menarik baju nita ke atas hingga terlepas dari lehernya. Kini kami berdua telanjang
bulat.
Nita memringkan
tubuhnya lalu terlentang di sampingku, dia menarik tubuhku agar menindihnya.
Aku yang sudah
mulai bisa memahami arah permainan nita, kini aku yang berposisi di atasnya,
aku cium leher nita, mengikuti apa yang tadi nita lakukan, ke leher bagian
beakang, telinga nita, lalu turun ke payudara nita... nita melenguh saat
lidahku kumainkan di pangkal payudaranya.
Payudara nita ,
terlihat lancip menonjol dengan puting berwarna bersih kemerahan. Naluriku
membimbingku untuk menghisap puting itu... nita semakin tak terkendali untuk
mendesah sedang punggung penisku masih terus saling menggesek dengan vagina
nita waklau masih sebatas permukaanya saja hingga tiba-tiba nita memegang
batang penisku dan menggesek-gesekan
kepala penisku di sela-sela vaginyanya hingga terasa licin sekali.
Kepala penisku
sedikit demi sedikit di masukan ke dalam celah vagina Nita sampai aku rasakan
kembali seperti ada tulang yang membatasi lobang vagina Nita, nita terus
membimbing batang penisku yang memang termasuk pnjang itu. Sesaat setelah
mentok di tulang penghalang itu, nita menarik pinggangku dengan kedua tanganya
dan kedua kakinya diangkatnya lalu melingkar di pinggangku, ditekanya terus
penisku menabrak tulang pembatas didalam vagina nita dan prettttt aku rasakan
seperti ada yang sobek diantara penghalang itu dan nita memeluku sangat erat
bahkan telapak tanganya meremas rambutku
dan multnya menggigit leherku.... bretttt blesssss penisku melesak kedalam
vagina nita. Oh luar biasa nikmatnya
Setelah beberapa
saat cengkraman nita mulai kendor, aku menggoyangkan penisku, terasa gatal dan
enak yang teramat sangat hingga nitapun mulai menggoyangkan pinggulnya.
Penisku yang tadi
sudah menyemburkan lahar kini sangat mudah dikendalikan, walau terasa nikmat
namun lahar maniku belum langsung minta keluar.
Kugoyangkan naik
turun pinggulku, nita mendesah kenikmatan... dan tak selang lama tubuh nita
melengkung dan kembali mencengkeram rambutku dan
ahhhhhhhhh.......................... “mas nita sampai mas..... ah..............................”
sepertinya nita mengalami orgasmenya berulang-ulang sampai 3 kali.
Aku pun saat itu
mulai merasa ada yang mau menyembur, maka aku gerakan dengan cepat penisku dan
sesaat saat ada yang sudah di ujung aku letakan penisku di perut nita fdan
crit... hanya sedikit mani yang keluar, mungkin karena tadi sudah keluar cukup
banyak di mulut nita,
Aku lap tubuh
nita menggunakan selimut, tubuh kami basah oleh kerangat. Maka aku hidupkan
kipas angin dan memeluk tubuh nita tanpa selimut sama sekali.
Kami tertidur
entah berapa lama sampai terdengan adzan magrib.
Nita terbangun
lebih dahulu dan langsung menuju kamar mandi.
No comments:
Post a Comment