CERITA SEX DEWASA ANUGRAH TERINDAH ANAK PAK LURAH - Cerita Sex Dewasa

Cerita pengantar tidur,inspirasi berimajinasi, dan mengenali hasrat diri

Ads Here

Friday, March 3, 2017

CERITA SEX DEWASA ANUGRAH TERINDAH ANAK PAK LURAH


Perkenalkan namaku Aris, saat ini aku bekerja di sebuah perkebunan teh yang cukup terkenal dan besar di Indonesia.

Sebelum memutuskan untuk bekerja di pabrik ini sebenarnya aku sudah memiliki usaha pribadi diantaranya ada sebuah minimarket waralaba yang cukup berkembang dan ada beberapa tempat SPA khusus wanita dan sebuah panti pijat khusus wanita.

Aku memutuskan untuk pergi dari kota dan mencari kegiatan untuk menghilangkan kesuntukan di kota yang aku raskan semakin lama semakin monotan dan sangat membosankan. awalnya sebenarnya aku hanya ingin berjalan-jalan keluar kota mencari tempat-tempat sejuk dan hijau serta udara segar namun entah mengapa aku iseng2 saat packing memasukan beberapa lembar FC ijazah dan dan uang tunai hingga puluhan juta, dalam benak terbersit siapa tau nanti aku akan tinggal lama di sebuah tempat.

Pagi itu sengaja dengan menggunakan motor trail custom yang baru saja selesai aku buat di bengkel modifikasi langgananku aku memulai perjalanan ke arah yang aku sendiri belum menentukan, tujuanku adalah sebuah pegunungan yang hijau dan berudara segar. maka sampai tengah hari aku telah jauh meninggalkan kota dan sudah dua kali aku mengisi bensin di SPBU yang aku lewati, mungkin hampir ratusan kilo perjalanan yang telah aku tempuh hingga akhrnya aku memutuskan untuk membelokan motorku kesebuah jalan kecil yang mengarah ke sebuah pegunungan yang terlihat cukup jauh dan cukup menarik, beberapa desa terlewati, persawahan hijau membentang dan beberapa perkebunan sayur mayur aku lalui. jalanan mulai menanjak dan berkelok dan sesekali melewati sungai2 berbatu dan berair jernih. aku merasa semakin yakin dengan perjalananku ini hingga akhirnya tibalah aku disebuah perkebunan teh yang sangat luas terbentang di puncak gunung yang berbukit-bukit dan berlembah.

karena lelah dan lapar maka aku memutuskan untuk beristirahat disebuah warung kecil untuk makan dan mengisi perut, secangkir kopi hitam menemani waktu istirahatku sambil menunggu pencernaan dalam perutku kembali bekerja normal. dari informasi yang aku terima untuk tempat menginap sementara saya bisa menghubungi pak lurah yang kebetulan memiliki beberapa tempat yang sering di sewa oleh bebrapa wisatawan yang berkunjung ke desa yang kebetulan ada di tengah perkebunan teh ini, maka tanpa pikir panjang.

karna hari menjelang sore aku langsung menuju tempat pak lurah.
Sesampainya di rumah pak lurah aku disambut langsung olehseorang ibu-ibu yang kutaksir berumur 40 an, bekulit putih, berambut keriting dan berwajah seperti wanita arab. setelah mengutarakan maksud kedatanganku maka wanita yang ternyata istri dari pak lurah ini langsung mempersilahkan duduk dan masuk kedalam rumah. lima menit berlalu munculah seorang pria yang aku tebak inilah lurah desa ini. maka aku langsung mengutarakan maksud dan tujuanku kerumah beliau.

 "Waduh ... mas aris kebetulan penginapan yang biasa saya sewakan sedang di renovasi karena atapnya mulai bocor, tapi kalau mas aris mau saya ada rumah yang cukup kecil untuk mas aris menginap, kebetulan dulunya punya warga sini yang kebetulan bekerja di perkebunan teh dan sekarang sudah pensiun dan kembali ke daerah asalnya dibandung lalu rumahnya dijual kesaya" kata pak lurah panjang lebar.

tanpa pikir panjang aku seetujui.... setelah menyerahkan fc KTP dan pembayaran sewa rumah selama seminggu maka pak lurah langsung mempersilahkan untuk mengantar kerumah yang akan saya tinggali yang kebetulan cukup jauh dari rumahnya.

Setelah tinggal beberapa hari dirumah yang cukup nyaman ini, saya merasa sangat betah tinggal disini... namun apa pikiran masyarakat sini apabila saya tinggal disini selama berbulan-bulan sedangkan aku hanya nganggur saja walaupun uang aku cukup untuk tinggal bertahun-tahun tanpa bekerja karena uang direkenningku selalu terisi setiap bulan dari tempat2 usaha yang sudah dikelola dengan baik oleh orang2 yang kupercaya namun aku takut masyarakat akan berfikir macam-macam. maka pagi itu aku memutuskan untuk main ketempat pak lurah siapa tau ada pandangan dari beiau untuk mencarikan pekerjaan.

"Kebetulan mas aris, kemarin ada manajer dari pabrik sedang mencari sarjana ekonomi dan di prioritaskan warga lokal, tapi kebetulan disini jarang ada yang sarjana apalagi ekonomi, nah kebetulan ijasah mas aris sesuai dengan yang dibutuhkan. mari saya antar"
Karena ijazah dan juga rekomenadasi dari pak lurah maka saya angsung diterima dan ditempatkan pada posisi yang sangat strategis di pabrik teh tersebut.

Hari-hari kulalui dengan sangat tenang dan teratur mungkin karena daerah yang sejuk, masyarakat yang ramah, biaya hidup yang sangat terjangkau ditambah tempat kerja yang sangat kondusif membuat saya semakin betah tinggal disini.

Lima bulan berlalu, saat itu hari sabtu sore saat aku sedang asik membaca laporan ada pak kardi tukang kebun pak lurah datang menyapa. " sore mas Aris, maaf mengganggu"dengan logat medoknya. "ada apa pak Kardi?, tuben sore2 sampai kesini".
lalu pak Kardi menjelaskan bahwa pak lurah meminta aku main kerumahnya. aku langsung berangkat bersama pak kardi.

sesampainya di rumah pak Lurah, beliau langsung menyambut kedatanganku dengan sangat ramah, ditambah dengan bu lurah juga ikut menyambut tidak seperti biasanya. bahkan saat sudah basa-basi sana-sini biasanya istri pak kardi yang mengantarkan minuman, namun kali ini lain seorang wanita muda berjilbab besar warna hitam kontras dengan wajahnya yang putih yang mengantarkan minuman.

" maaf pak lurah, bu kardi sakit ?"
"ah sehat mas aris, ada dibelakang... nah ini kenalkan ini anak bapak yang terahir, baru selesai kuliah S1. tinggal nunggu wisuda"

" maaf pak lurah saya tidak tahu, saya kira anak pak lurah hanya dua dan sudah berkeluarga semua"
karena kebetulan yang saya tau dua anak pak lurah mbak ida dan mba wati sudah berkeluarga dan suami keduanya kebetulan bekerja di pabrik dan menjadi bawahanku.

"Begini mas aris. anak bapak yang ketiga dan terahir ini namanya Siti, dia selama SMA sampai kuliah tinggal dipesantren, jarang pulang. kalaupun pulang dia juga jarang keluar rumah"
"iya pak, makanya saya belum pernah ketemu"

Siti yang duduk disamping ibunya tersenyum manis dan pipinya memerah.
"Mas aris, langsung saja ya ... maksud bapak dan ibu manggil mas aris kesini, bapak ingin menjodohkan anak bapak ini dengan mas aris. karena selama disini saya lihat mas aris tidak pernah dekat dengan perempuan, bahkan dari cerita yang bapak peroleh dari menantu-menantu bapak yang kerja di pabrik, mas aris sangat luarbiasa, istimewa dan sangat baik, jadi mereka sangat merekomendasikan Siti untuk menikah dengan mas Aris, itu pun kalau mas Aris mau dengan Siti, ya siti adanya seperti itu, tapi InsyaAlloh sholehah dan selama ini tidak pernah neko-neko"
Aku terdiam kaget, bingung dan berfikir keras.

aku yang selama ini telah berpetualang dengan wanita-wanita yang menjadi karyawanku di toko dan di Spa tanpa ada ikatan pernikahan dan tanpa tuntutan, apa akan berahir disini, menikahi seorang gadis cantik anak pak lurah. tapi tidak tau mengapa ada desir dalam hatiku untuk mengiyakan, ada rasa tidak enak dan berat hati untuk menolak, walaupun ada ego dihati untuk tidak mengiyakan....
tanpasadar aku mengiyakan, dan Sitipun mengangguk tanda setuju saat ditanya ibunya.

Pernikahanpun segera digelar dengan meriah, hatiku masih seengah percaya kalau aku akan menikah, ah tapi apa boleh buat... desa ini telah mengarahkanku menjadi lebih baik, aku tak pernah sekalipun disini menggoda wanita apalagi sampai menidurinya, oran-orang disini sangat tidak mungkin membuat aku tega untuk menodai mereka.

setelah pesta usai, pukul 10 malam aku di persilahkan untuk istirahat, sedang istriku siti telah dari sore tadi tidak terlihat keluar dari kamar, karena adat disini memang saat pesta mempelai wanita hanya duduk bersanding pada siang hari, sedangkan pada malamnya hanya mempelai pria saja yang menyambut tamu pria.

berlahan aku masuk kekamar yang sebelumnya aku ketok terlebih dahulu hinga aku ditertawakan oleh kakak -kakak iparku yang biasanya adalah karyawanku di pabrik teh.
saat didalam kamar aku lihat Siti sedang duduk diatas ranjang menggunakan mukena dari mas kawin yang aku berikan. dia berdiri menyambutku, menyalamiku dan mencium tanganku, hatiku berdebar.. walaupun sudah puluhan kali aku menyentuh wanita, sudah puluhan wanita kehilangan keperawanan olehku namun kaliini sangat berbeda, wajah siti begitu anggun, bersih, dan alami. bahkan dia menjelaskan kalau dia sama sekali tak ber mikeup. karena aturan disini memang tidak membolehkan wanita ber mikeup di malam pengantin.



aku ajak Siti duduk di ranjang pengantin bertabur bunga melati, harum semerbak, berlahan aku raih tangannya, lalu ku usap pipinya, ku cium keningnya, pipinya, hidungnya, matanya, lalu kukecup lama di bibirnya. senyumnya merekah sambil tersipu malu namun tanganya merangkul pundaku.
"Siti... apa kau tak menyesal menjadi istriku?"

Dia meggeleng sambil berbisik ditelingaku.
"Aku sudah lama mencintaimu mas, semenjak mas datang di desa ini, aku telah melihatmu dari dalam saat mas ngobrol dengan bapak. saat itu aku sudah merasa suka dan kangen ingin melihatmu".
maka aku peluk tubuhnya, dadanya tersa begitukenyal di didadaku, maka langsing aku buka mukenanya ternyata... dia tak lagi menggunakan apa-apa. payudaranya yang putih menonjol bulat seperti mangga yang baru mengkal, putingnya kecil memerah. hatiku bergetar hebat. segera aku tutup mukena itu lagi, siti tersenyum dan mengecup bibirku.

"Aku milikmu Mas"
mendengar ucapanya maka segera aku dium bibir bawahnya, ku hisap dan tanganku masuk ke dalam mukena dan mengusap perutnya, lalu naik ke payudaranya, memilin putingnya membuatnya semakin erat memeluk kepalaku dan tanpasadar menggigit bibirku karena menahan geli.
"ah mas.....,geli sayang...
mas...... ehm..... geli sayang...
ciumanya semakin membara

aku semakin semangat mengelus dan meremas pelan payudaranya, sangat hangat, kenyal... dan beda sekali dengan wanita-wanita yag selama ini aku tiduri, aku sangat menikmati prosesi ini....
lalu aku rebahkan tubuhnya, aku buka mukena atasnya maka terpampanglah bukit kebar yang mulai mengeras itu. aku cium tepi putingnya.... sampai Siti menggelinjang lalu menarik mukaku untuk menekan ke payudaranya, maka putingnya kumainkan dengan hidungku, Siti merintih meminta lebih..

mas.... mas.... mas.....
merasa cukup memainkan payudaranya maka segera aku masukan putingnya kemulutku sambil aku sedot seluruh payudaranya yang bisa masuk kemulutku dengan keras sampai sitimlenguh...
maaaaasssssss....... ah....... maaaaaasssssss .... ah

aku jilat putingnya, lalu aku sedot dengan bibir, aku pilin dengan lidah.... ah luar biasa rasanya... membuat ketagihan dan tak ingin mengahirinya.

lalu ku tarik ke atas mukena bawahnya, seperti yang kukira, dia sudah takmemakai apa-apa lagi, ku elus pahanya yang putih berbulu, bergantian kanan dan kiri, lalu ku elus pangkal pahanya, ke klitorisnya,.... maka badanya menggelinjang lalu menekuk seperti udang karena menahan nikmat bercampur geli seperti disengat listrik



mas.... ah mas.oh... namun pantatnya bergoyang dan diangkat2 seperti mencari tanganku untuk kembali menyeggolnya. aku tatap wajahnya dia tersenyum sambil mengangguk tanda siap. maka kembali aku tarik badanya untuk duduk

seperti memahami, dia mulai membuka bajuku satupersatu dengan sangat halus dan hormat hingga hanya tersisa celana dalamku saja yang sudah mulai basah.

aku buka mukena bawahnya dia sedikit malu, namun tersenyum, aku bopong tubuhnya dan ku tidurkan memotong ranjang hingga kakinya masih terjuntai ke lantai dan pantatnya tepat ada di pinggir ranjang, aku buka pahanya dia terlihat tegang dan bingung lalu aku cium pahanya bergantian kanan dan kiri, dia mengelinja-gelinjang sambil keherahan, semakin dekat ke vaginanya dia semakin heran dan saat aku akan mencium clitorisnya dia menahan kepalakusambil bangun dan duduk. dia menatapku sambil memanggil, mas?. seolah bertanya.... apa mas yakin ingin menciumya.

Aku mengangguk dan dia kembali terlentang, aku kembali membuka pahanya dan berlahan aku buka clitorinya adan aku cium sambil aku sedot seperti memainkan puting payudaranya, lalu aku jilat dan pilin mengguakan lidah,... sampai badanya berputar seperti cacing kepanasan.... ah luar biasa.....
aku coba untuk terus memberikan rangsanyagan dan kenikmatan di vaginaya yang masih perawan itu, kumasukan lidahku dicelah vaginanya yang sangat sempit dan basah.....
rasa asin bercampur aroma vagina yang sangat semerbak di hidungku, mulutku penuh dan basah oleh cairan vaginyanya, terasa begitu lezattttt vaginanya dimulutku.

BERSAMBUNG KE BAGIAN II

No comments:

Post a Comment